Busuk
derita sudah matang bung.
bahkan busuk.
tetap di telan?
- Wiji Thukul
Senin, 15 Juni 2015
Jumat, 12 Juni 2015
Tentang jalan-jalan kemarin
Akhir-akhir ini saya banyak mengalami banyak hal baru yang sampai sekarang tidak pernah hilang dalam ingatan saya, dan untung saja masih membekas dalam ingatan saya. Hal baru itu saya alami selama saya jalan-jalan di Yogyakarta dalam rangka mengikuti tes tulis di UGM, dimana sebelum saya tes saya banyak mengunjungi tempat, dan mecicipi beberapa makanan kuliner di daerah sana bersama teman saya. Bukan hanya itu, saya juga bertemu dengan teman-teman sefakultas saya yang nantinya akan menjadi teman belajar saya selama menempuh ilmu di UGM.
Tetapi diantara semua pengalaman baru yang saya alami, ada hal unik yang saya temukan selama penerbangan saya dari Bali menuju Jogjakarta dengan pesawat terbang, dimana selama penerbangan itu saya duduk dengan seorang bapak-bapak, dimana ia berdiskusi tentang permasalahan yang dalam dan berbau idealisme, apalagi kalau bukan tentang permasalahan Indonesia. Saya pun asik mendengarkan pembicaraan bapak ini dengan temannya, saya berdiam diri saja sambil menatap jendela pesawat.
Bapak itu berdiskusi dengan banyak hal, sehingga saya tidak bisa menceritakan semuanya disini (karena banyak banget..), jadi saya simpulkan saja inti-inti pembicaraannya. Jadi sebenarnya bapak ini adalah seorang aktivis sedari muda, bahkan sampai sekarang masih menjadi aktivis. Ia blak-blakan saja secara jujur menceritakan tentang kisah hidupnya menjadi seorang aktivis, ia bercerita tentang kekesalannya tentang keadaan Indonesia sekarang yang semakin tidak ada arah kendalinya (semakin semberawut). Ia bercerita tentang bagaimana pasifnya masyarakat Indonesia sekarang tentang negaranya sendiri. Ia bercerita banyak sekali permasalahannya, mulai dari pemimpin kita (yang katanya tidak becus sama sekali), sampai UUD ia salahkan
Ia juga bercerita tentang pengalamannya sebagai seorang aktivis, ia menceritakan apa tujuannya ke Yogyakarta. Dimana ia bercerita bahwa ia ke Jogjakarta bertujuan untuk mencari bibit anak muda yang idealis untuk diajak berdemostrasi. Ia sudah puas melihat keadaan Bali yang masih terjaga keamanannya, jadi ia sekarang pergi ke Jogjakarta demi mencari bibit-bibit baru untuk diajak melawan pemerintahan. Ia juga bercerita tentang hal-hal yang menurutku privasi, seperti bagaimana ia berjuang selama ini, apa yang ia korbankan, dan banyak lagi.. Pokoknya banyak dah cerita yang ia ceritakan, saya malas menceritakan semuanya.. haha.. Tetapi dari lagak ia berbicara dan intonasi suaranya, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa bapak ini benar-benar serius dan jujur dalam membicarakan permasalahan ini. Ia tidak tidak setengah hati atau berbohong sama sekali. Ia benar-benar ikhlas dan bersemangat dalam membicarakannya.
Setelah sampai di Bali, saya-pun bertemu dengan saudara saya yang bercakap-cakap tentang masalah kemiskinan yang terjadi sekarang, yang semakin parah dan parah kepada keluargaku. Aku hanya menyimak saja, karena itu memang keahlianku (haha.. ._. ). banyak hal yang ia bicarakan, sama seperti bapak yang kuceritakan sebelumnya, ia berbicara dengan jujur dan bersemangat, tidak ada kata bohong yang kudengar dari pembicaraannya.. ia berbicara tentang kebenaran dengan ikhlas.
Apakah ini kebetulan? dimana disaat saya mendengar pembicaraan seseorang yang saya selalu dengar hanya masalah politik dan permasalahan negeri ini? Apakah hanya saya sendiri saja ya yang mendengar pembicaraan ini terus menerus?
Saya rasa tidak. Tidak sama sekali. Akhir-akhir ini juga saya banyak menerima curhat dari seorang teman, ia seorang idealis, ia juga bercerita banyak tentang permasalahan Indonesia. Ia dengan semangat bercerita kepada saya, begitu juga saya, bersemangat mendengarkan perkataannya yang terkadang terlalu mendalam. Saya juga terkadang ketika ngobrol-ngobrol atau sekedar ngomong ringan dengan sekelompok bapak-bapak, selalu saja ada yang menyahut sebuah topik yang bernuansa politik dan permasalahan negeri ini.
Apakah ini hanyalah kebetulan belaka? dimana ketika saya naik pesawat, naik bis, bahkan cuma sekedar ngobrol ringan, tiba-tiba bertemu dengan seorang yang idealis dan bercerita tentang permasalahan Indonesia? Saya rasa tidak. Saya rasa memang permasalahan Indonesia sekarang semakin susah untuk disembunyikan lagi. Semua orang yang berada di bawah semakin susah untuk menahan perasaannya yang sudah tidak bisa dipendam lagi. Hidup semakin keras mereka rasakan, sedangkan mereka yang diatas, kaum yang mengatas namakan dirinya wakil rakyat bukannya memperbaiki keadaan, malah semakin mempersulit keadaan. Rakyat semakin miskin dan menderita. Rasa dalam hati semakin susah untuk dipadamkan dan dipendam
Selama ini saya hanya menjadi penyimak saja, dimana-mana selalu begitu. Tidak berani bertempur, tidak berani menulis tentang perkataan yang radikal. Saya hanya berdiam diri saja, menyimak keadaan yang ada. Tetapi semakin hari saya semakin sadar bahwa permasalahan ini bukan hal yang sepele lagi. Saya mulai aktif untuk membicarakan hal ini kepada teman saya atau setidaknya kepada diri saya sendiri saja terlebih dahulu.. Saya percaya kalau sampai keadaan di Indonesia ini semakin berat dan semakin kehilangan arah, saya yakin sebuah revolusi akan terjadi lagi, seperti layaknya pemerintahan orde baru, rakyat-rakyat akan mulai mengangkat senjata dan berperang demi keadilan yang telah hilang maknanya. Rakyat pasti akan berjuang dan membela lagi apa yang menurut mereka benar dipandangannya.. tidak akan lama lagi hal ini pasti terjadi, kebenaran boleh sirna, tetapi ia tidak akan pernah mati, itu kata pejuang-pejuang di zaman dahulu. Saya percaya hal ini akan terjadi,, entah mengapa.. saya hanya mempercayainya...
Tetapi diantara semua pengalaman baru yang saya alami, ada hal unik yang saya temukan selama penerbangan saya dari Bali menuju Jogjakarta dengan pesawat terbang, dimana selama penerbangan itu saya duduk dengan seorang bapak-bapak, dimana ia berdiskusi tentang permasalahan yang dalam dan berbau idealisme, apalagi kalau bukan tentang permasalahan Indonesia. Saya pun asik mendengarkan pembicaraan bapak ini dengan temannya, saya berdiam diri saja sambil menatap jendela pesawat.
Bapak itu berdiskusi dengan banyak hal, sehingga saya tidak bisa menceritakan semuanya disini (karena banyak banget..), jadi saya simpulkan saja inti-inti pembicaraannya. Jadi sebenarnya bapak ini adalah seorang aktivis sedari muda, bahkan sampai sekarang masih menjadi aktivis. Ia blak-blakan saja secara jujur menceritakan tentang kisah hidupnya menjadi seorang aktivis, ia bercerita tentang kekesalannya tentang keadaan Indonesia sekarang yang semakin tidak ada arah kendalinya (semakin semberawut). Ia bercerita tentang bagaimana pasifnya masyarakat Indonesia sekarang tentang negaranya sendiri. Ia bercerita banyak sekali permasalahannya, mulai dari pemimpin kita (yang katanya tidak becus sama sekali), sampai UUD ia salahkan
Ia juga bercerita tentang pengalamannya sebagai seorang aktivis, ia menceritakan apa tujuannya ke Yogyakarta. Dimana ia bercerita bahwa ia ke Jogjakarta bertujuan untuk mencari bibit anak muda yang idealis untuk diajak berdemostrasi. Ia sudah puas melihat keadaan Bali yang masih terjaga keamanannya, jadi ia sekarang pergi ke Jogjakarta demi mencari bibit-bibit baru untuk diajak melawan pemerintahan. Ia juga bercerita tentang hal-hal yang menurutku privasi, seperti bagaimana ia berjuang selama ini, apa yang ia korbankan, dan banyak lagi.. Pokoknya banyak dah cerita yang ia ceritakan, saya malas menceritakan semuanya.. haha.. Tetapi dari lagak ia berbicara dan intonasi suaranya, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa bapak ini benar-benar serius dan jujur dalam membicarakan permasalahan ini. Ia tidak tidak setengah hati atau berbohong sama sekali. Ia benar-benar ikhlas dan bersemangat dalam membicarakannya.
Setelah sampai di Bali, saya-pun bertemu dengan saudara saya yang bercakap-cakap tentang masalah kemiskinan yang terjadi sekarang, yang semakin parah dan parah kepada keluargaku. Aku hanya menyimak saja, karena itu memang keahlianku (haha.. ._. ). banyak hal yang ia bicarakan, sama seperti bapak yang kuceritakan sebelumnya, ia berbicara dengan jujur dan bersemangat, tidak ada kata bohong yang kudengar dari pembicaraannya.. ia berbicara tentang kebenaran dengan ikhlas.
![]() |
| Gudeg Jogja |
Apakah ini kebetulan? dimana disaat saya mendengar pembicaraan seseorang yang saya selalu dengar hanya masalah politik dan permasalahan negeri ini? Apakah hanya saya sendiri saja ya yang mendengar pembicaraan ini terus menerus?
Saya rasa tidak. Tidak sama sekali. Akhir-akhir ini juga saya banyak menerima curhat dari seorang teman, ia seorang idealis, ia juga bercerita banyak tentang permasalahan Indonesia. Ia dengan semangat bercerita kepada saya, begitu juga saya, bersemangat mendengarkan perkataannya yang terkadang terlalu mendalam. Saya juga terkadang ketika ngobrol-ngobrol atau sekedar ngomong ringan dengan sekelompok bapak-bapak, selalu saja ada yang menyahut sebuah topik yang bernuansa politik dan permasalahan negeri ini.
Apakah ini hanyalah kebetulan belaka? dimana ketika saya naik pesawat, naik bis, bahkan cuma sekedar ngobrol ringan, tiba-tiba bertemu dengan seorang yang idealis dan bercerita tentang permasalahan Indonesia? Saya rasa tidak. Saya rasa memang permasalahan Indonesia sekarang semakin susah untuk disembunyikan lagi. Semua orang yang berada di bawah semakin susah untuk menahan perasaannya yang sudah tidak bisa dipendam lagi. Hidup semakin keras mereka rasakan, sedangkan mereka yang diatas, kaum yang mengatas namakan dirinya wakil rakyat bukannya memperbaiki keadaan, malah semakin mempersulit keadaan. Rakyat semakin miskin dan menderita. Rasa dalam hati semakin susah untuk dipadamkan dan dipendam
Selama ini saya hanya menjadi penyimak saja, dimana-mana selalu begitu. Tidak berani bertempur, tidak berani menulis tentang perkataan yang radikal. Saya hanya berdiam diri saja, menyimak keadaan yang ada. Tetapi semakin hari saya semakin sadar bahwa permasalahan ini bukan hal yang sepele lagi. Saya mulai aktif untuk membicarakan hal ini kepada teman saya atau setidaknya kepada diri saya sendiri saja terlebih dahulu.. Saya percaya kalau sampai keadaan di Indonesia ini semakin berat dan semakin kehilangan arah, saya yakin sebuah revolusi akan terjadi lagi, seperti layaknya pemerintahan orde baru, rakyat-rakyat akan mulai mengangkat senjata dan berperang demi keadilan yang telah hilang maknanya. Rakyat pasti akan berjuang dan membela lagi apa yang menurut mereka benar dipandangannya.. tidak akan lama lagi hal ini pasti terjadi, kebenaran boleh sirna, tetapi ia tidak akan pernah mati, itu kata pejuang-pejuang di zaman dahulu. Saya percaya hal ini akan terjadi,, entah mengapa.. saya hanya mempercayainya...
Rabu, 03 Juni 2015
Pemimpin Partai
Pemimpin adalah pemimpin sebuah negara. Dimana semakin bagus pemimpinnya, maka dapat dijamin bahwa negara itu mendapatkan keamanan dan kesejahteraan. Dengan adanya pemimpin yang baik dan tegas, maka dapat dikatakan bahwa negara ini bisa mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Tetapi terlepas dari itu semua, tidak ada yang namanya pemimpin yang baik dizaman sekarang, haha.. Bahkan saya berani terang-terangan bahwa tidak ada namanya pemimpin yang berlandaskan untuk rakyat demi rakyat dan dari rakyat lagi.. Semua adalah pemimpin yang berasal dari golongan, partai, dan terkadang membawa-bawa agama juga. Tidak ada lagi yang namanya pemimpin yang baik dan tegas lagi sekarang, semua hanyalah pemimpin yang merupakan budak dari Golongannya sendiri.
Saya speak the truth aja. Pemimpin sekarang bukan lagi pemimpin yang "mewakili rakyat", yang ada hanyalah pemimpin dari partainya saja. Sehingga tidak heran kalau seorang pemimpin di negara kita mengambil keputusannya menunggu waktu dahulu, tunggu sampe kita demo dahulu.. Pemimpin kita lebih mendahulukan kepentingannya daripada rakyatnya..
Ini adalah hal yang wajar dalam sistem pemerintahan kita, saya tidak menyalahkan siapapun, dan tidak memihak pada siapapun juga. Saya hanyalah manusia netral yang menyuarakan kebenaran. Dan dari semua kenyataan yang ada, inilah kenyataan yang paling buruk yang saya lihat. Seharusnya pemimpin adalah pembimbing rakyatnya, dan rela berkorban demi rakyatnya. Bukannya demi golongan dan partainya saja... banyak rakyat yang masih melarat, dan semakin bingung dengan realita kehidupan. Pemimpin seharusnya membimbing mereka, dan bertindak tegas atas segala-galanya. Bukannya berdiam diri dan takut mengambil keputusan..
Tetapi terlepas dari itu semua, tidak ada yang namanya pemimpin yang baik dizaman sekarang, haha.. Bahkan saya berani terang-terangan bahwa tidak ada namanya pemimpin yang berlandaskan untuk rakyat demi rakyat dan dari rakyat lagi.. Semua adalah pemimpin yang berasal dari golongan, partai, dan terkadang membawa-bawa agama juga. Tidak ada lagi yang namanya pemimpin yang baik dan tegas lagi sekarang, semua hanyalah pemimpin yang merupakan budak dari Golongannya sendiri.
Saya speak the truth aja. Pemimpin sekarang bukan lagi pemimpin yang "mewakili rakyat", yang ada hanyalah pemimpin dari partainya saja. Sehingga tidak heran kalau seorang pemimpin di negara kita mengambil keputusannya menunggu waktu dahulu, tunggu sampe kita demo dahulu.. Pemimpin kita lebih mendahulukan kepentingannya daripada rakyatnya..
Ini adalah hal yang wajar dalam sistem pemerintahan kita, saya tidak menyalahkan siapapun, dan tidak memihak pada siapapun juga. Saya hanyalah manusia netral yang menyuarakan kebenaran. Dan dari semua kenyataan yang ada, inilah kenyataan yang paling buruk yang saya lihat. Seharusnya pemimpin adalah pembimbing rakyatnya, dan rela berkorban demi rakyatnya. Bukannya demi golongan dan partainya saja... banyak rakyat yang masih melarat, dan semakin bingung dengan realita kehidupan. Pemimpin seharusnya membimbing mereka, dan bertindak tegas atas segala-galanya. Bukannya berdiam diri dan takut mengambil keputusan..
Senin, 01 Juni 2015
Berkarya dan Bekerja
![]() |
| pelitasamudra.wordpress.com |
dahulu proses atau hasil, mana lebih dahulu pekerjaan yang sesuai dengan kita atau mencari pekerjaan yang bergaji banyak saja? ". Pertanyaan ini terkadang sangat banyak kita pertanyakan semasih kita muda. Semasih muda, kita merasa bisa dan sedikit keras kepala, terkadang kita membentak orang tua kita karena terlalu memikirkan duit dalam bekerja bukannya bekerja dulu sekuat tenaga baru kemudian memikirkan duit.
Nah problem yang banyak saya liat adalah seperti itu.., terkadang orang terlalu memikirkan duit daripada pekerjaan yang mereka sukai. Mereka rela bekerja sampai stress-stress demi mendapatkan duit yang banyak. Tentu saja bukan tanpa alasan, ini dikarenakan uang dizaman sekarang adalah penentu segalanya, dimana uang bisa membeli apapun dizaman sekarang, baik mobil sampai pasangan hidup-pun bisa dibeli sekarang, asal kita punya duit.
Tentu saja ini sangat menyimpang dari hakikat kita bekerja yang sebenarnya. Bekerja seharusnya seperti air mengalir, dimana kita bekerja sesuai keinginan kita, sifat alami kita, atau yang lebih spesifik lagi, sesuai bakat yang kita punyai, bukannya bekerja untuk mendapatkan hasil terlebih dahulu, namun bekerja seperti ini akan mengajarkan kita tentang pentingnya sebuah proses dalam bekerja. Proses ini sangat penting untuk perkembangan jiwa kita, dan menumbuhkan cinta dalam pekerjaan kita sehari-hari. Sedangkan jikalau kita bekerja hanya untuk mendapatkan uang semata, maka kita akan melupakan proses yang penting ini, kita malah berfikir untuk berusaha meraih uang ini, kita menjadi egois dan jika terus berlanjut kita akan berusaha untuk melakukan kecurangan. Sehingga tidak jarang yang kita lihat sekarang adalah fenomena korupsi dimana-mana.
Saya tidak mau mengatakan bahwa pekerjaanmu jelek, atau terkadang bisa saja kalian menganggapku orang yang anti-duit, dll. Tetapi aku hanya mengatakan bahwa kita perlu keseimbangan dalam berkarya, kita juga perlu menumbuhkan cinta dalam pekerjaan kita, bukannya bekerja dengan terpaksa dan bertujuan untuk mendapatkan hasil. Seperti yang saya katakan sebelumnya, bekerja-lah seperti
![]() |
| pendoasion.wordpress.com |
Kita perlu keseimbangan ini, karena setelah saya lihat-lihat bagaimana orang bekerja, yang saya lihat hanyalah orang yang stress dan terpaksa dalam bekerja. Just Follow Your Passion, jalanilah seperti air mengalir, ikutilah kata hatimu, seperti yang sekarang saya mengetik kata-kata ini. Tanpa ada paksaan atau tersiksa menjalaninya, mungkin tulisan ini jelek atau bagus, terserahlah kata orang. Aku tetap menulis kata-kata ini, tanpa paksaan dan penuh dengan cinta yang tulus dari dalam hati.
Langganan:
Komentar (Atom)


