Senin, 25 Januari 2016
Tujuan Berperang
Perang adalah suatu hal yang bisa membuat penderitaan bagi manusia. Penderitaan yang disebabkan oleh perang bukan hanya merugikan negara yang diserang tetapi juga merugikan pihak yang menyerang, lingkungan, dan generasi selanjutnya. Dilihat dari pengamatan saya selama melihat peperangan yang saya lihat hanyalah kerugian dan kesedihan yang terjadi. Mungkin ada yang memenangi peperangan tetapi pada akhirnya yang kita lihat hanyalah kesedihan dimana-mana.
Di zaman sekarang peperangan adalah sesuatu yang biasa terjadi. Jangankan atar negara berperang, sekarang peperangan sudah menjadi lebih spesifik lagi, seperti perang antar suku, perang antar ormas, bahkan perang antar keluarga-pun sering terjadi. Seperti yang saya katakan sebelumnya, peperangan walaupun ada pihak yang menang bagi saya peperangan hanya membuat kerugian dan kesedihan saja.
Tetapi bagi kalian yang bersedih dengan perang saya sarankan janganlah bersedih karena dengan adanya peperangan manusia akan tahu mana yang benar dan salah karena memang fungsi adanya perang adalah untuk memunculkan kebenaran. Dengan adanya perang masyarakat akan tahu pihak mana yang sebenarnya melakukan kebenaran dan pihak mana yang melakukan kesalahan. Orang yang berperang adalah orang yang berperan penting dalam memunculkan kebenaran itu. Karena tujuan berperang sebenarnya hanya memunculkan kebenaran saja selain itu tujuan yang lainnya hanya merusak dan membuat kesedihan.
Akhir-akhir ini ada peperangan yang besar yang tidak bisa didamaikan dengan cara diplomasi, seperti ISIS dengan negara besar seperti: Amerika Serikat, Rusia, Iran, dsb. Peperangan besar ini kita tidak boleh kasihani. Kasihan dalam artian kita berusaha untuk mendamaikannya. Ketika memang sebuah peperangan tidak bisa dihentikan dengan diplomasi maka peperangan yang dilakukan dengan kekerasan memang harus dilakukan. Sekarang kalau kita lihat peperangan ISIS dengan negara besar sudah mulai terlihat memunculkan kebenarannya. Maka oleh karena itu, janganlah mengasihani peperangan. Dengan adanya peperangan malah membuat kebenaran itu muncul.
Cara diplomasi dan damai memang adalah cara yang terbaik. Tetapi kalau memang salah satu pihak terlalu keras kepala, menolak cara diplomasi dan mengumumkan peperangan maka kita tidak bisa lagi menggunakan cara diplomasi dan damai lagi sampai pihak tersebut menyerah. Terpaksa kita harus menggunakan kekerasan untuk membuktikan kebenaran itu. Karena ketika cara diplomasi dan damai tidak bisa digunakan lagi dan peperangan harus terjadi maka peperangan yang keras harus terjadi, kalau tidak semua penduduk dunia akan lebih menderita lagi.
" Ketika sebuah pohon sudah terlalu beracun sebanyak apapun kita berikan pupuk pohon itu akan tetap beracun. Jika pohon tetap berada disana, maka ia akan meracuni sekitarnya dan cara terbaik untuk membuat suasana menjadi tentram kembali adalah dengan mencabut pohon tersebut, memusnahkannya, dan menggantinya dengan pohon yang baru lagi "
Setuju?
Minggu, 24 Januari 2016
Hukum Rimba
Ketika kita melihat perkembangan teknologi sekarang kita akan melihat perkembangan yang sangat pesat dan canggih. Berkat adanya teknologi dunia sekarang kehidupan di dunia menjadi lebih dipermudah dan lebih modern dari sebelumnya. Ada beberapa dampak positif yang sangat berdampak dengan adanya teknologi ini dan ada juga dampak negatifnya seperti: moral manusia yang semakin rendah, manusia yang semakin malas, masyarakat yang gampang terprovokasi, dsb. Dari semua hal negatif itu sebenarnya semua bisa dihilangkan ketika manusia memiliki dasar yang kuat dan kokoh. Tanpa berpegangan dengan dasar yang kuat, maka manusia akan jatuh dan gampang terpengengaruhi, seperti perkataan Peter Hamilton, " If you dont stand for something, you will fall for anything " ( jika kamu tidak berpegangan pada suatu hal, maka kamu akan jatuh untuk hal yang lainnya ).
Apakah dasar yang aku maksud itu? Dasar yang kumaksud adalah dasar manusia dalam bermasyarakat, beragama, bergaul, menerima keadaan, sdb. Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan bisa hidup sendirian. Di zaman sekarang yang penuh dengan individualistis dan budaya konsumsi yang sangat kuat sangat memungkinkan adanya hukum rimba. Dimana hukum rimba menyatakan bahwa hanya orang yang terkuatlah yang akan selamat dari seleksi alam sedangkan orang yang lemah akan terinjak-injak. Dimana ketika hukum rimba berlaku maka hanya ada orang terkuat dan terlemah. Yang kuat akan menindas yang lemah dan yang lemah akan menuruti yang terkuat. Dengan adanya sifat individualistis dan budaya hodisme yang semakin menguat maka semakin kuatlah adanya hukum rimba ini dan jika diteruskan maka jarak antara yang kuat dan miskin akan semakin lebar dan dampak terburuknya adalah adanya penindasan dari kuat ke lemah.
Situasi adanya hukum rimba sekarang ini sudah berlaku, bahkan sudah berlaku sebelum kita lahir, bahkan hukum rimba ini saya yakin sudah ada semenjak manusia itu ada. Karena semasih manusia memiliki pemikiran bahwa dialah yang paling hebat, dialah yang terpintar, dsb. Ketika manusia masih lebih memperdulikan dirinya sendiri daripada orang lain maka hukum rimba ini pasti ada.
Saya disini tidak bisa membandingkan kuatnya hukum rimba di zaman dahulu atau di zaman sekarang. Tapi kita bisa berkaca dari pengalaman yang sebelumnya. Dengan adanya dampak efek negatif dari teknologi ini menyebabkan manusia semakin individualis dan konsumsioner. Tetapi kita bisa mengubahnya dengan memiliki dasar yang kuat. Dasar apa itu? Dasar yang membuat kita sadar bahwa kita adalah makhluk sosial dan tujuan kita adalah membantu sesama. Dengan adanya dasar ini saya yakin walaupun se-negatif apapun dampak teknologi atau se-negatif apapun dampak globalisasi, manusia akan terus saling bantu-membantu. Ketika manusia sudah saling bantu-membantu sebesar apapun masalah yang akan datang akan terselesaikan dengan baik.
Manusia harus memiliki dasar. Dasar apapun yang kalian pilih dalam menjalani hidup usahakanlah menggunakan dasar yang membuat orang lain bahagia. Karena jika hidup kalian tidak digunakan untuk membantu orang lain, saya yakin kalian hanya membuang-buang waktu saja.
Terima Kasih. . .
Apakah dasar yang aku maksud itu? Dasar yang kumaksud adalah dasar manusia dalam bermasyarakat, beragama, bergaul, menerima keadaan, sdb. Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan bisa hidup sendirian. Di zaman sekarang yang penuh dengan individualistis dan budaya konsumsi yang sangat kuat sangat memungkinkan adanya hukum rimba. Dimana hukum rimba menyatakan bahwa hanya orang yang terkuatlah yang akan selamat dari seleksi alam sedangkan orang yang lemah akan terinjak-injak. Dimana ketika hukum rimba berlaku maka hanya ada orang terkuat dan terlemah. Yang kuat akan menindas yang lemah dan yang lemah akan menuruti yang terkuat. Dengan adanya sifat individualistis dan budaya hodisme yang semakin menguat maka semakin kuatlah adanya hukum rimba ini dan jika diteruskan maka jarak antara yang kuat dan miskin akan semakin lebar dan dampak terburuknya adalah adanya penindasan dari kuat ke lemah.
Situasi adanya hukum rimba sekarang ini sudah berlaku, bahkan sudah berlaku sebelum kita lahir, bahkan hukum rimba ini saya yakin sudah ada semenjak manusia itu ada. Karena semasih manusia memiliki pemikiran bahwa dialah yang paling hebat, dialah yang terpintar, dsb. Ketika manusia masih lebih memperdulikan dirinya sendiri daripada orang lain maka hukum rimba ini pasti ada.
Saya disini tidak bisa membandingkan kuatnya hukum rimba di zaman dahulu atau di zaman sekarang. Tapi kita bisa berkaca dari pengalaman yang sebelumnya. Dengan adanya dampak efek negatif dari teknologi ini menyebabkan manusia semakin individualis dan konsumsioner. Tetapi kita bisa mengubahnya dengan memiliki dasar yang kuat. Dasar apa itu? Dasar yang membuat kita sadar bahwa kita adalah makhluk sosial dan tujuan kita adalah membantu sesama. Dengan adanya dasar ini saya yakin walaupun se-negatif apapun dampak teknologi atau se-negatif apapun dampak globalisasi, manusia akan terus saling bantu-membantu. Ketika manusia sudah saling bantu-membantu sebesar apapun masalah yang akan datang akan terselesaikan dengan baik.
Manusia harus memiliki dasar. Dasar apapun yang kalian pilih dalam menjalani hidup usahakanlah menggunakan dasar yang membuat orang lain bahagia. Karena jika hidup kalian tidak digunakan untuk membantu orang lain, saya yakin kalian hanya membuang-buang waktu saja.
Terima Kasih. . .
Sabtu, 23 Januari 2016
Damai
Renungan :

Kedamaian adalah salah satu tujuan yang diidam-idamkan manusia ketika ia menjalani kehidupan.
Banyak orang yang rela berkorban harta demi mengunjungi tempat yang sejuk dan indah demi mendapatkan kedamaian. Beberapa orang rela menyiksa dirinya bertapa agar mendapatkan kedamaian dan ketenangan diri dan dari semua hal yang dilakukan manusia selama hidupnya aku sangat yakin bahwa manusia memerlukan kedamaian dalam hidup.
Ketika kita mengingat kata damai yang kita hanya lihat adalah hati yang tenang, jiwa yang tersenyum bahagia, dan sebagainya. Ketika dihadapkan dengan damai kita hanya bisa membayangkan sesuatu yang positif saja. Dimana dengan adanya kedamaian akan membawa suasana yang positif di dalam diri kita. Disatu sisi membuat diri kita positif disisi lain juga bisa berdampak positif juga terhadap lingkungan kita.
Pada kenyataannya semua orang berdasar baik. Oleh karena itulah ketika manusia hidup ia selalu mencari kesenangan, kedamaian, dan kebenaran. Sampai saat ini saya tidak pernah melihat seseorang yang mencari sesuatu yang menurutnya tidak baik. Saya yakin manusia menjalani hidupnya sesuai dengan pilihannya yang ia suka bukan yang ia tidak suka. Dengan dasar kita yang memang baik ini lah saya yakin manusia tidak mungkin menjalani sesuatu yang buruk secara terus-menerus, pasti akan ada saat dimana manusia akan berbalik kesifat dasarnya yang baik.
Dan inilah yang selama ini saya sadar bahwa kebutuhan yang diperlukan manusia sebenarnya adalah situasi yang damai dan membahagiakan. Saya sekarang menyadari bahwa seburuk-buruknya seseorang, seburuk-buruknya situasi yang terjadi, kebohongan, pembunuhan, dan hal-hal buruk lainnya bisa diatasi jika berakhir damai. Kalaupun situasi masih memburuk, manusia pasti menginginkan kedamaian dan akan terus memaksa agar kedamaian terjadi. Bagi saya ini adalah dikarenakan sifat dasar manusia yang memang baik. Manusia memang makhluk hidup yang menginginkan kedamaian, kesenangan, dan kebenaran.
Jika sekarang kita lihat, ribuan orang berseteru, bertengkar bahkan saling membunuh satu sama lain. Kedamaian dalam hati mereka seperti terhalang egonya sendiri yang merusak. Begitu juga pemimpin. Banyak pemimpin yang hanya mementingkan keinginan politiknya saja dan melupakan dasarnya yang baik. Sehingga keputusan yang diambilnya hanya menyesengsarakan rakyat.
Dasar manusia adalah baik. Ketika manusia melakukan kesalahan ia pasti mengingat tentang dasarnya yang baik. Tetapi aku sering menyayangkan mereka yang membohongi kata hatinya dan terus saja berbuat negatif dan merugikan banyak orang, tetapi bagi kalian yang melihat orang seperti itu, jangan ganggu dia. Karena ketika kita menganggunya akan hanya memperkeras sifat keras kepalanya. Cara terbaik untuk mengalahkan sifat keras kepalanya adalah dengan membiarkan dirinya berseteru dengan dirinya sendiri. Sedangkan kita sebagai manusia cukup berbuat yang baik-baik saja.
Dasar manusia adalah baik. Menginginkan kedamaian, ketenangan, dan kebenaran. Bagi kalian yang ingin hidup bahagia, cukup mengikuti dasar kalian sebagai manusia saja. Bagiku itu sangat gampang. Karena diri kita sendiri adalah teman terbaik di dunia ini, ia adalah teman yang kita mengerti penuh tentang kelebihan dan kekurangannya. Maka cobalah untuk merenung sedikit demi sedikit tentang dirimu, cobalah mengerti tentang dasar dalam dirimu.
Ketika manusia benar-benar membantu sama lain, ketika rakyat sejahtera, dan ketika dunia ini sudah kembali kesifat dasarnya yang damai saya yakin manusia akan menjadi baik seperti sedia kalanya. Dasar manusia adalah baik. Renungkanlah

Kedamaian adalah salah satu tujuan yang diidam-idamkan manusia ketika ia menjalani kehidupan.
Banyak orang yang rela berkorban harta demi mengunjungi tempat yang sejuk dan indah demi mendapatkan kedamaian. Beberapa orang rela menyiksa dirinya bertapa agar mendapatkan kedamaian dan ketenangan diri dan dari semua hal yang dilakukan manusia selama hidupnya aku sangat yakin bahwa manusia memerlukan kedamaian dalam hidup.
Ketika kita mengingat kata damai yang kita hanya lihat adalah hati yang tenang, jiwa yang tersenyum bahagia, dan sebagainya. Ketika dihadapkan dengan damai kita hanya bisa membayangkan sesuatu yang positif saja. Dimana dengan adanya kedamaian akan membawa suasana yang positif di dalam diri kita. Disatu sisi membuat diri kita positif disisi lain juga bisa berdampak positif juga terhadap lingkungan kita.
Pada kenyataannya semua orang berdasar baik. Oleh karena itulah ketika manusia hidup ia selalu mencari kesenangan, kedamaian, dan kebenaran. Sampai saat ini saya tidak pernah melihat seseorang yang mencari sesuatu yang menurutnya tidak baik. Saya yakin manusia menjalani hidupnya sesuai dengan pilihannya yang ia suka bukan yang ia tidak suka. Dengan dasar kita yang memang baik ini lah saya yakin manusia tidak mungkin menjalani sesuatu yang buruk secara terus-menerus, pasti akan ada saat dimana manusia akan berbalik kesifat dasarnya yang baik.
Dan inilah yang selama ini saya sadar bahwa kebutuhan yang diperlukan manusia sebenarnya adalah situasi yang damai dan membahagiakan. Saya sekarang menyadari bahwa seburuk-buruknya seseorang, seburuk-buruknya situasi yang terjadi, kebohongan, pembunuhan, dan hal-hal buruk lainnya bisa diatasi jika berakhir damai. Kalaupun situasi masih memburuk, manusia pasti menginginkan kedamaian dan akan terus memaksa agar kedamaian terjadi. Bagi saya ini adalah dikarenakan sifat dasar manusia yang memang baik. Manusia memang makhluk hidup yang menginginkan kedamaian, kesenangan, dan kebenaran.
Jika sekarang kita lihat, ribuan orang berseteru, bertengkar bahkan saling membunuh satu sama lain. Kedamaian dalam hati mereka seperti terhalang egonya sendiri yang merusak. Begitu juga pemimpin. Banyak pemimpin yang hanya mementingkan keinginan politiknya saja dan melupakan dasarnya yang baik. Sehingga keputusan yang diambilnya hanya menyesengsarakan rakyat.
Dasar manusia adalah baik. Ketika manusia melakukan kesalahan ia pasti mengingat tentang dasarnya yang baik. Tetapi aku sering menyayangkan mereka yang membohongi kata hatinya dan terus saja berbuat negatif dan merugikan banyak orang, tetapi bagi kalian yang melihat orang seperti itu, jangan ganggu dia. Karena ketika kita menganggunya akan hanya memperkeras sifat keras kepalanya. Cara terbaik untuk mengalahkan sifat keras kepalanya adalah dengan membiarkan dirinya berseteru dengan dirinya sendiri. Sedangkan kita sebagai manusia cukup berbuat yang baik-baik saja.
Dasar manusia adalah baik. Menginginkan kedamaian, ketenangan, dan kebenaran. Bagi kalian yang ingin hidup bahagia, cukup mengikuti dasar kalian sebagai manusia saja. Bagiku itu sangat gampang. Karena diri kita sendiri adalah teman terbaik di dunia ini, ia adalah teman yang kita mengerti penuh tentang kelebihan dan kekurangannya. Maka cobalah untuk merenung sedikit demi sedikit tentang dirimu, cobalah mengerti tentang dasar dalam dirimu.
Ketika manusia benar-benar membantu sama lain, ketika rakyat sejahtera, dan ketika dunia ini sudah kembali kesifat dasarnya yang damai saya yakin manusia akan menjadi baik seperti sedia kalanya. Dasar manusia adalah baik. Renungkanlah
Jumat, 22 Januari 2016
Semua Hal Ada Pada Tempatnya
Ketika kita melihat dunia kita sekarang kita banyak melihat kekacauan, kekalutan, dan kehancuran dimana-mana. Banyak anak muda yang mabuk-mabukan, pemimpin yang tidak berkompeten, moral manusia yang semakin menurun, kasus korupsi yang tidak ada ujung penyelesaiannya, dsb. Ketika kita melihat kekalutan dunia ini kita akan merasa resah dan disaat itu kita akan memikirkan mengapa hal itu bisa terjadi. Banyak yang mengatakan karena moral anak muda yang menurun, beberapa ada yang mengatakan karena efek globalisasi, beberapa ada yang mengatakan karena ini dikarenakan kita hidup di zaman edan, dsb. Tetapi diantara semua penyebab tersebut sebenarnya ada satu hal yang menurut saya menjadi penyebab mengapa dunia ini sekarang mengalami masa gelapnya. Yaitu karena dizaman sekarang semua hal tidak ada pada tempatnya.Jika kita melihat tatanan masyarakat kita sekarang, kita akan melihat banyak hal yang aneh terjadi. Saya ambil contoh pemimpin. Banyak pemimpin sekarang yang memimpin hanya untuk mendapatkan popularitas dan kekuasaan, beberapa dari mereka malah meracuni rakyatnya dengan janji-janji palsu yang terus diucapkannya. Padahal kalau kita benar-benar melihat peran pemimpin yang sebenarnya kita akan tahu seharusnya seorang pemimpin seharusnya bersikap pemberani, berkata jujur, santun sikapnya, dan menjalani tugasnya sebagai pemimpin sebagai bentuk untuk mensejahterakan rakyat. Tetapi kalau melihat kondisi sekarang, seorang pemimpin lupa posisinya sebagai pemimpin. Beberapa pemimpin ada yang tidak berkompeten, beberapa ada yang membohongi rakyatnya, beberapa ada yang membunuh rakyatnya sendiri, dsb.
Itu hanya satu contoh. Kita bisa ambil contoh lain yang paling gampang dilihat. Anak muda. Jika kita benar-benar melihat peran anak muda yang benar kita akan tahu bahwa seharusnya anak muda pasti mengikuti perintah orang tua dengan patuh, menghormati orang tuanya agar mendapatkan kebahagiaan. Tetapi pada kenyataannya sekarang anak muda malah menentang orang tuanya sendiri. Beberapa ada yang meninggalkan keluarganya, beberapa ada yang malah berbalik menyerang orang tuanya, bahkan beberapa ada yang menggurui orang tuanya tentang hal yang baik menurutnya.
Banyak hal lainnya, seperti pedagang yang serakah, musik yang hanya mengumbar nafsu seksual, murid yang menentang gurunya, dsb. Semua kehancuran didunia ini menurut saya berasal dari manusia yang melakukan sesuatu tidak sesuai pada tempatnya.
Orang bijak berkata bahwa, " Sebagus-bagusnya barang, kalau tidak berada pada tempatnya ia akan menjadi kejelekan, tetapi sejelek-jeleknya barang kalau ditempatkan pada tempat yang benar, ia akan menjadi kebaikan "
Saya tidak memaksudkan disini bahwa bagus tidaknya barang dilihat dari situasinya, tetapi saya hanya menerangkan bahwa kebanyakan manusia dizaman sekarang melakukan sesuatu tidak pada tempatnya. Contoh : Merokok di tempat umum, mabuk-mabukan ditempat umum, dsb. Beberapa manusia yang melakukan sesuatu tidak pada tempatnya akan membawa hal yang buruk disekitarnya. Menyebabkan lingkungan disekitarnya menjadi negatif dan rusak. Inilah menurut saya pangkal dari semua kerusakan yang terjadi disekitar kita.
Di zaman yang penuh kebebasan ini memang semua hal menjadi bebas, beberapa hal yang buruk dilegalkan menjadi baik. Tetapi kita sebagai manusia jangan sampai melupakan hati nurani dan akal sehat kita. Kita harus bisa membedakan mana yang benar dan salah walaupun susah. Saya percaya kalau manusia melakukan sesuatu pada tempatnya dunia ini akan tentram dan sejahtera seperti dahulu kala kembali. Ketika pemimpin benar-benar memimpin dengan benar, ketika pedagang jujur, ketika anak muda mematuhi perkataan orang tuanya dan guru, ketika semua orang melakukan sesuatu dengan cara yang benar. Aku yakin dunia ini akan mendapatkan kejayaannya kembali.
Semoga bisa direnungkan :)
Kamis, 07 Januari 2016
Budaya Ulangan di Indonesia
Ulangan adalah suatu yang sering terjadi dalam pendidikan didunia. Ulangan sering ditanggap serius oleh beberapa orang. Kebanyakan sistem ulangan digunakan sebagai standar kelulusan bagi beberapa negara tetapi di Finlandia menganggap bahwa ulangan hanyalah tes biasa. Tetap mendapatkan nilai, tetapi tidak menentukan kelulusan seseorang. Di Finlandia ulangan nasional seperti negara kita tetap ada, tetapi bedanya di Finlandia ulangan nasional hanya dijadikan tes kemampuan anak didik sebagai tolak ukur mengukur kemampuan mereka selama ini. Ulangan Nasional tidak dijadikan tolak ukur kelulusan, hampir semua orang bisa lulus dan memasuki universitas di Finlandia. Sehingga ketika dihadapkan dengan ujian mahasiswa-mahasiswi di Finlandia menganggapnya dengan senyum bahagia, bukannya stress seperti ujian yang berada di negara kita.Budaya ulangan di negara kita sering dianggap sebuah beban bagi anak didik kita. Ulangan yang seharusnya ditanggap dengan senyum bahagia tetapi malah dianggap sebagai beban oleh anak didik kita. Penyebabnya-pun banyak. Penyebab yang paling besar adalah karena ulangan dianggap sebagai tolak ukur kelulusan siswa, sehingga ketika dosen/guru memberitahukan akan ada ulangan, seluruh siswa akan tersentak dan agak ketakutan dikarenakan ia harus belajar keras agar lulus. Tidak peduli apakah ia suka atau tidak kepada pelajaran itu, yang pasti ia harus belajar dengan keras agar lulus.
Efek negatif dari budaya ulangan ini adalah sisi kekerasannya. Tujuan sebenarnya menempuh pendidikan adalah untuk mendapatkan ilmu bukan untuk mendatkan nilai dan peringkat yang bagus. Dengan adanya budaya ulangan seperti ini akan mengganggu psikologis anak didik, terutama bagi mereka yang terlahir bertentangan dari sistem pendidikan kita ini. Budaya ulangan seperti ini hanya akan menimbulkan kesan memaksa anak didik untuk mendapatkan nilai yang sempurna. Ketika kesan memaksa itu terdapat dalam sistem mengajar maka akan terdapat unsur kekerasan didalamnya. Dan ketika kita sudah mendengar kata kekerasan semua akan berakhir menjadi kebencian. Dengan adanya budaya ulangan ini menyebabkan siswa menjadi cenderung hanya belajar ketika ulangan ada, bukan ketika proses belajar-mengajar berlangsung menyebabkan anak didik cenderung bersikap skip dan masa bodoh dengan pelajaran sebelumnya. Dan parahnya, karena sistem pendidikan kita hanya berpacu pada nilai, maka anak didik yang merasa tertekan dengan ulangan mereka akan cenderung melakukan kecurangan untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Terkadang kita sebagai kaum intelektual butuh pemikiran yang lebih universal. Melihat dari berbagai sisi, bukan hanya melihat pendidikan sebagai penghasil bibit unggul, tetapi kita juga perlu melihat sisi psikologis anak didik dan menciptakan suasana pendidikan yang kondusif, progresif, dan bermentalkan baja.
Budaya ulangan seharusnya tidak dianggap terror oleh anak didik kita, malah sebaliknya budaya ulangan seharusnya diterima dengan senang hati sebagai media untuk melatih kemampuan diri bukannya media penentu kelulusan. Budaya ulangan seharusnya diterima dengan senang hati tanpa adanya paksaan ataupun kekerasan.
Langganan:
Komentar (Atom)

