Selasa, 25 Agustus 2015
Manusia yang semakin individualis
Minggu, 09 Agustus 2015
Persatuan yang sebenarnya
Akhir-akhir ini saya banyak merenungi banyak hal terutama dalam hal permasalahan negeri kita ini yang orang bilang gak bakal ada abis-abisnya..
Aku banyak merenung, entah mengapa aku merasa lagi enaknya merenungkan sesuatu yang aneh ini belakangan ini. Banyak orang yang bermain-main dan bersenang-senang kulihat tetapi kudisini hanya berdiam diri merenungi hal-hal yang kritis. Terkadang bahas permasalahan indonesia yg tiada habis-habisnya sehingga aku sering mencap diriku idealis tetapi terkadang aku ngeyel (menghayal) sesuatu yang konyol dan aneh.. yang pasti gak porno..... aku menghayal tentang alien, tentang hidup, tentang kepribadian seseorang, membanding-bandingkannya dengan kepribadian orang lain dan sering berujung stress sendiri.
Tetapi terkadang aku menemukan ujung yang terang dan membuatku puas. Intinya aku menemukan jawaban dari pertanyaan klasik dalam pikiranku. Dan itu terjadi sekarang ini, dan aku langsung menulisnya.
Jadi begini aja, pernah gak kalian merasa aneh dengan sistem di negeri kita ini? Anggap sajalah sistem pendidikan sekarang. Banyak yang protes pendidikan kita sekarang semakin stress dan mengekang kreatifitas, ada yang mengatakan pendidikan sekarang ketinggalan zaman. Pokoknya banyak yang mengejek-ngejek sistem pendidikan kita. Biasanya kalau sudah begitu pasti akan ada pro kontra, terkadang berujung damai terkadang berujung konflik juga. Saya tidak mau membahasnya lebih dalam, tetapi saya berani menyimpulkan suatu hal yang penting, yaitu bahwa memang sistem pendidikan kita sudah salah!. Ketika seorang manusia tidak nyaman dan lebih memilih memberontak daripada memperbaiki sebuah sistem, maka saya berani mengatakan bahwa sistem itu memang sudah salah!.
Saya sudah melihat banyak hal seperti ini. Pemerintah seolah-olah membuat peraturannya sendiri tanpa mau mendengarkan suara rakyat terlebih dahulu. Akhir-akhirnya peraturan yang telah ditetapkan bukannya mensejahterakan rakyat malah membuat rakyat semakin menderita.
Saya kemarin membaca sebuah artikel di line yg membahas tentang komentar salah satu orang yang pro terhadap sistem pendidikan kita. Ia menyuruh kita untuk bekerja keras jangan manja. Kalo mau pinter belajar dong!, jangan protes doang, ujarnya. Bagi kalian yang pro itu sah-sah aja, bukan? Tapi bagi saya, saya akan menolak perkataannya itu dan berkata " pak! Coba sini bapak jadi saya dan saya jadi bapak. Bisa bapak ngomong hal yang sama lagi? "
Ini adalah sebuah contoh.. banyak pemimpin sekarang hanya peduli dengan idenya saja, peduli dengan perutnya saja. Ia tidak pernah peduli dengan rakyatnya yang sudah menderita, menangis meminta bantuan. Mereka membuat sistem sesuai logika dan pemikiran realistisnya.. dan pada akhirnya hanya membuat negeri ini makin gak karuan saja arahnya.
Banyak pemimpin yang menganggap dirinya benar, mereka lupa untuk melihat kebawah. Semakin banyak pemimpin yang akhirnya salah tujuan dan menjadi egois. Rakyat pun menjadi korbannya, sifat egoisya menyebar kemana-mana dan meracuni semua bawahannya terutama anak muda. Anak muda semakin malas saja dan dibuat kaku dikarenakan sistem yang ada.
Aku terus berfikir sedari sma, " bagaimana ya cara menyatukan semua manusia agar mereka mau berdamai dan hidup rukun satu sama lain? ". Aku terus berfikir tentang hal ini dan sekarang aku menemukan jawabannya. Bahwa persatuan yang paling penting adalah berdasarkan cinta dan pengorbanan. Tanpa dua hal itu persatuan hanya merusak saja. Saya lihat pemimpin sekarang lupa akan cinta, ia lupa bahwa ia penyambung lidah rakyat, ia lupa ia adalah wakil rakyat yang berhak untuk mensejahterakan rakyatnya. Pada akhirnya pemimpin sekarang hanya peduli dengan pemikirannya masing-masing. Mereka melupakan bagian penting dalam hidup. Mereka lupa tentang hal simple yang berupa hati nurani..
Masihkah kita menganggap negara ini negara demokrasi?
Selasa, 04 Agustus 2015
Orang indonesia makin egois aja
Dua hari lalu saya bermain ke kota untuk membeli dasi hitam untuk saya paaki saat ospek ugm. Dan selama saya ke daerah kota, saya melihat banyak sekali orang egois memakai sepeda motor. Disaat macet saya lihat orang-orang sembarang saja melewati trotoar, ada juga yang maksa masuk ke sela-sela mobil padahal sempit sekali. Mereka bukannya tenang tetapi malah membuat suasana semakin memanas, banyak orang yang saya lihat stress dan menekan tombil tinnya sehingga suasana jalan semakin ribut saja. Saya secara pribadi stress melihatnya..
Ada juga waktu saya berdiam di traffic light karena lampu merah, banyak sekali pengendara motor yang menerobosnya seakan-akan tidak takut sama sekali. Mungkin merah di rambu lalulintas artinya berani sehingga mereka semakin berani. Lampu merah di lalu lintas bukannya membuat orang takut, malah membuat mereka semakin berani.
Saya juga melihat banyak orang yang gk sabaran saat berbelanja. Orang main nyerobot saja saat ngantre, ada juga yang bahkan saling dorong,egonya bermain....
Ada apa dengan dunia sekarang ini? Saya lihat sekarang orang semakin individualis dan egois. Maunya sendiri saja, tidak mau peduli dengan perasaan orang lain. Mereka malah semakin gila saja kalau ditegur.
Ada apa dengan dunia??
Senin, 03 Agustus 2015
Beli buku, Nambah ilmu
Oh ya, ada yang lucu disaat saya membeli buku di Gramedia, sebenarnya gak lucu sih, tetapi menurut perspektif saya kisah yang saya alami ini memiliki unsur komedi yang menggelitik. Ceritanya simple, jadi waktu saya mau menyerahkan 2 buku yang saya pilih ke kasir, saya secara tidak sengaja melihat-lihat daftar bestseller yang tepat berada didepan mataku. Dari semua buku bestseller disana, buku koalanya raditya dika tetap menjadi buku bestseller pertama disana. Tetapi aku tidak membahas tentang buku koalnya raditya dika, tetapi saya akan membahas buku yang berada tepat disampingnya, tepatnya diperingkat bestseller ke-3 dan ke -11. Dimana buku itu judulnya membahas tentang bagaimana cara kita berfikir positif. Aku berfikir sejenak, dan tertawa dalam diri. Saya tidak menertawakan bukunya, tetapi bagaimana buku itu bisa menjadi bestseller. Saya berfikir kalau memang buku itu bestseller itu berarti buku itu banyak dibeli seseorang, begitu bukan?. Itu artinya orang indonesia itu perspektif pikirannya selalu negatif sehingga ia membeli buku yang judulnya " cara berfikir positif ". Bukannya begitu ya? wkwk.. artinya orang Indonesia sekarang kurang motivasi dong haha..
Btw saya malas membahas hal ini secara mendalam, karena menurut saya sah-sah saja orang membeli buku yang bisa memotivasinya. Sah-sah saja. Happy reading :D
