Selasa, 25 Agustus 2015

Manusia yang semakin individualis


                Dua hari lalu saya mengajak makan teman-teman saya untuk makan bersama disalah satu tempat makan. Saya mengajak mereka makan bersama demi kebersamaan belaka. Awalnya saya menebak bahwa teman-teman saya ini bakal mengasyikan, seru dan bakal rame kalau diajak makan rame, saya bias menebaknya karena temanku ini merupakan teman gugusku waktu ospek universitas dan mereka semua mengasyikan.

                Tetapi kenyataan ternyata sangat berbeda. Waktu aku sudah berkumpul dengan temanku ini, mereka focus bermain dengan gadgetnya, mereka memang berbicara, tetapi itu sambil menatap gadgetnya masing-masing. Kalau satu orang yang melakukan hal ini saya masih toleransi, tetapi kalau hamper semua teman-temanku ini main gadget, wah! Saya langsung bt dah. Jujur sebenarnya saya orang yang tidak suka dengan orang yang bermain gadget kalau sedang kumpul-kumpul seperti ini. Mereka seakan-akan tidak punya waktu lain untuk bermain gadget, seakan-akan gadget itu kebutuhan primer-nya. Karena bt saya-pun mengobrol sendiri dengan teman saya yang tidak bermain gadget. Dan pada akhirnya teman-temanku yang bermain gadget itu ngobrol dengan temannya juga yang bermain gadget juga. Topiknya membahas tentang artis, atau berita-berita di internet. Dan pada akhirnya semua teman-temanku ini membahas topic yang berbeda-beda, ngomongnya pisah-pisah. Ah!. Udah gitu ada yang masih main gadget juga, double bt.
                Dari sana saya menyimpulkan manusia sekarang semakin egois saja saya lihat, semakin individualistic. Maunya sendiri saja.

                Tadi waktu saya berkendara motor juga saya melihat banyak sekali pengendara motor abal-abalan yang berani menerobos lampu merah dengan berani. Pengemudi motor didepannya yang sudah terlanjur berjalanpun langsung rem mendadak dan mencemooh pengemudi abal-abalan tersebut. Kejadian seperti ini bukan hanya terjadi tadi, 2 hari lalu juga, 3 hari lalu juga saya melihat pemandangan yang sama. Entah apa yang dipikirkannya sampai berani menerobos dengan berani lampu merah, cepat sih boleh, tetapi mengapa sampai berani mempertaruhkan nyawa dan merugikan orang lain?
                Saya juga membaca banyak artikel hari-hari ini, artikel tentang kehidupan anak kos dan kehidupan masa kuliah. Dan ketika saya membacanya yang saya baca hanya berisikan kritikan tentang mahasiswa sekarang yang semakin individualistis dan hedonis. Saya baca bahwa mahasiswa sekarang semakin malas dan lupa hakikat dirinya sebagai mahasiswa. Mahasiswa sekarang semakin kehilangan rasa idealismenya dan semakin terikat dengan peraturan kuliah dalam bentuk sks yang mengekang kreatifitas mahasiswanya. Mahasiswa semakin tidak peduli dengan kehidupan disekitarnya dan lebih tertarik bermain dengan gadgetnya sendiri sambil menghayal.

                Sebenarnya saya kepinginnya membahas sesuatu yang positif di blog ini, tapi ah! Biarlah.. saya lagi bosan membahas sesuatu yang positif hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar