Jumat, 27 November 2015

Kangen semuanya

   Note: Mungkin ini pesan yang sedikit manja dan sedikit curhat.


   Terkadang belakangan ini aku sangat kangen dengan Bali, kangen dengan masakannya, dengan adatnya, dan tempat wisatanya. Ketika aku menempuh pelajaran di Yogja ini selama beberapa bulan (kira-kira sudah 4 bulanan lebih) aku merasa sangat kehilangan. Aku jadi mulai mengerti bag
aimana indahnya masa laluku, indahnya Baliku. Mungkin benar kata beberapa orang bahwa seseorang baru mengetahui sesuatu itu indah ketika ia sudah kehilangannya. Aku terkadang merasa kosong dan ingin pulang kembali ke Bali. Beberapa orang mengatakan bahwa masa tahun pertama kuliah anak rantau itu yang tersulit karena kangen orang tua, kangen makanan dari asalnya, kangen budaya tempat asalnya, dan masih banyak lagi. Aku setuju dengan  perkataan orang itu. Selama aku disini (di Jogja) aku sering memilih untuk menyibukan diri dan sebisa mungkin menghindari diam di kos terlalu lama karena ketika aku berada di kos, khayalanku ku kemana-mana yang menyebabkan aku teringat masa laluku di tempat asalku.

   Beberapa temanku di Universitas mengatakan bahwa mereka kuat untuk melewati universitas ini tanpa orang tua, bahkan ada beberapa yang sangat bahagia karena bisa lari dari orang tuanya dan tidak ingin kembali lagi ketempat asalnya. Tetapi bagiku tidak bisa, karena hampir semua hal indah dan ajaib yang pernah kulakukan ada di tempat asalku, Bali.

   Di Jogja suasana dan budaya disini sangat berbeda. Jika di Bali biasanya bencana alam paling terburuknya adalah gempa bumi, di Jogja bencana alam berbahayanya bermacam-macam, mulai dari Badai, Gempa Bumi , Gunung meletus, dan masih banyak lagi. Aku juga merasa hidup dilingkungan kampus yang sangat berpolusi sehingga aku sering heran mengapa aku bisa sakit padahal makan selalu teratur, dan tidur cukup. Entahlah -_-.

  Kenangan yang paling aku susah lupakan adalah kenangan masa SMA. Kenangan itu bagaikan sebuah mutiara yang paling indah yang pernah kutemui. Tetapi ketika sekarang aku berpisah dengan temanku sewaktu SMA aku menjadi merasa sangat kehilangan. Sekarang hanyalah memori dan baju putih abu-abuku sudah terlipat rapi di lemari.

  Terkadang aku merasa takut menghadapi masa depan karena kenangan masa SMA ini. Aku terikat dengan keindahannya masa SMA sehingga aku merasa malas untuk belajar di Universitas. Aku serasa ingin pulang cepat-cepat ke Bali, bertemu dengan teman-temanku. Menikmati quality time yang terjadi, dan mungkin sombong-sombongan dengan kedudukanku sekolah di UGM (haha..).

  Terkadang karena kenangan masa SMA ini aku merasa bimbang dengan keputusanku yang menganggap sistem pendidikan kita jelek. Aku sering berfikir sistem pendidikan kita itu bagus karena aku selama SMA mengalami banyak kejadian yang memorial dan hebat sehingga seandainya aku merubah sistem pendidikan ini aku sering merasa sangat bimbang. Aku takut menghilangkan kesempatan oranglain yang masuk ke masa SMA untuk bersenang-senang seperti yang kulakukan. Mereka juga berhak untuk mendapatkannya.

  Tetapi aku sadar bahwa pendidikan ini banyak kelemahannya dan aku harus mengubahnya apapun yang terjadi. Aku boleh merasa kasihan dengan masa SMAku, tetapi aku tidak boleh kasian dengan anak muda diluar sana yang menempuh pendidikan SMA. Masa depan mereka akan lebih berat jika aku masih membiarkan sistem pendidikan seperti ini. Karena masa depan lebih menginginkan seseorang yang kreatif, spesialis daripada seorang yang bisa segalanya. Kalau sistem pendidikan ini tetap dijalankan, maka makin banyak orang yang akan menganggur dan bermalas-malasan. Aku tidak mau hal itu terjadi.

  Intinya. Aku sangat kangen dengan tempat asalku, Bali. Terutama dengan teman-temanku yang dan orang tuaku. Aku tau aku merasa kangen, tetapi aku juga harus memiliki tujuan. life is to die. Hidup adalah untuk mati. Maka gunakan waktumu bukan untuk menyesali sesuatu. Tetapi untuk kebaikan bersama. Kalau memang kita kehilangan sesuatu, kita harus merelakannya dan menciptakan sesuatu yang baru lagi. Seperti itu-lah hidup. Tidak ada sesuatu yang selamanya abadi, akan ada saatnya manusia diberi cobaan. Mungkin masa SMA adalah masa-ku bersenang-senang, tetapi sekarang masaku kuliah adalah masaku untuk serius, masaku untuk menjadi agent of change, memang situasi tidak akan sama lagi seperti masa SMA, tetapi ya memang inilah kehidupan. Kita tidak bisa menentangnya, tetapi kita bisa menjalaninya dengan ketabahan hati.

Minggu, 22 November 2015

Negara ilusi Atlantis

   Bagiku negara paling unik di dunia ini adalah Indonesia. Mengapa aku mengatakan seperti itu? karena hampir semua keanekaragaman di Indonesia bisa saling hidup bersampingan. Kebanyakan perbedaan disini baik itu suku antar suku sampai masalah kepercayaan semuanya bisa hidup rukun. Indeks kerukunan beragama di Indonesia sampai sekarang ini masih rendah.

    Tetapi sayangnya, kita tidak mau melestarikan itu. Kita seperti lepas dengan jiwa "Indonesia" kita. Banyak faktor sebenarnya yang mempengaruhinya. Aku tidak mau menyebutkannya, yang pasti hal tersebut ada disekitar kita dan kita merasa ada pergolakan jiwa jika merasakan kehadirannya.

    Aku terkadang sering merasa resah karena merasa hidup sendirian bersikap sok nasionalisme ke teman-temanku. Aku jadi merasakan pergolakan batin yang besar karena sering ditatap sinis karena terlalu sibuk membaca buku yang berat.

    Terkadang ada yang namanya gerakan "anti-soekarnoisme" yang berasal dari era orde baru sampai sekarang. Aku tidak tahu apakah gerakan ini benar masih ada atau tidak tetapi aku benar-benar merasakan bahwa kita seakan-akan lari dari program-program hebatnya Sukarno. Kita seperti kehilangan jiwa patriotisme kita terhadap negara. Kita seperti kodok di atas air yang panas, kita kebingungan karena tidak bisa keluar dari panci kompor. Tapi kita masih tetap diam dan diam, padahal air sudah semakin panas dan panas. Kalau situasi terus begini, sejarah akan terulang lagi. Peristiwa besar akan terjadi lagi.

     Aku berharap Jokowi bisa memperbaiki semuanya. Aku tidak menuntut banyak, aku hanya berharap semoga ia tidak melupakan inti permasalahan Indonesia. Semoga ia tidak lupa dengan kata hatinya. Aku punya cita-cita besar untuk menjadi seorang pemimpin. Tetapi kutunggu sebentar dahulu. Karena semua harus tepat pada waktunya, kalau tidak begitu pasti nanti akan belepotan.

    Negara kita pernah dikatakan sebagai letak Atlantis berada, beberapa ahli tidak meragukannya sama sekali. Alantis yang merupakan negara terhebat dan termasyur pada zamannya berada di negeri ini. Walaupun beberapa orang mengatakannya itu hanya hoax tetapi aku disini percaya akan hal itu. Disini adalah sebuah negara yang anak mudanya memiliki kreatifitas yang gila. Disini bukan hanya ada seorang seniman yang duduk dan melukis diatas sebuah kursi sambil melukiskan keadaan dan pemandangan tetapi disini juga ada seorang anak kecil yang memanjat pohon tinggi cuma untuk mendengarkan musik radio.

    Di Indonesia bahkan ada tukang jual roti yang berjalan dimalam hari, tradisi sahur yang giat dilakukan setiap tahunnya. Gotong Royong ada disini, bahkan di tempatku di Bali, ada sebuah jalan, dimana 4 tempat persembahyangan berdiri di satu gari lurus yang sama. Gereja, Pura, Masjid, dan Wihara semuanya berdiri ditempat yang sama. Diluar negeri semua fenomena ini adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi. Sesuatu yang langka dan mutiara. Tetapi mengapa kita sebagai anak muda sering sekali melupakan tanah yang dipijaknya setiap hari?

Kamis, 19 November 2015

Pimpinlah Dirimu Sendiri Terlebih Dahulu

   Waktu aku mengikuti kelas kuliah agama, ada satu perkataan dosenku yang sangat membekas dalam pikiranku setelah selesai mengikuti kuliah. Kata itu adalah " sebelum kau memimpin orang, pimpinlah dirimu sendiri terlebih dahulu ". Mungkin kata ini terkesan simple bagi beberapa orang atau bahkan terkesan enteng, tetapi bagiku kata ini sangat dalam bagiku dikarenakan kondisiku sekarang yang berada diposisi sutradara dalam pementasan teater fakultas. Ketika dosenku mengucapkan kata ini aku menjadi tersadar dengan posisiku sebagai sutradara yang buruk!

    Dosenku ini melanjutkan kata-katanya, ia berkata bahwa memerintah seseorang itu gampang sekali, tetapi ketika kita memimpin diri kita sendiri itu lebih susah. Ketika kita memerintah seseorang mengeluarkan pulpen seseorang yang kita perintah itu pasti akan menuruti apa yang kita perintahkan tetapi ketika kita memerintah diri kita sendiri, ketika kita memimpin diri kita sendiri pasti akan ada pertentangan dari diri kita sendiri. Nah, pasti akan sulit bagi kita untuk memimpin diri kita sendiri dibandingkan memimpin orang lain.

     Hal ini sangat membuatku terinspirasi, terkadang aku sebagai sutradara terlalu idealis dengan ide-ideku tanpa memikirkan bagaimana dampak selanjutnya. Aku terkadang terlalu keras kepala dan melupakan tentang permasalahan dalam pementasanku kedepannya. Tetapi untungnya aku dulu sudah melupakan idealisme dan sifat keras kepalaku, aku sudah mengubah semua konsep teater dan membuatnya lebih simple. Terkadang memang susah menghilangkan sifat keras kepala kita tetapi demi kebaikan bersama hal itu harus dilakukan.

    Kata-kata dosen agamaku mengingatkanku bahwa aku harus menjadi pemimpin yang tahu juga tentang bawahanku, bukan hanya memerintah saja. Aku yakin kalau kita sudah terbiasa memimpin diri kita sendiri, kita pasti akan menjadi pemimpin yang bagus juga. Ketika kita sudah bisa memimpin diri kita sendiri otomatis disaat kita memimpin bawahan akan menjadi serius, bukan hanya main-main. Kita akan lebih berfikir kedepan dan tidak menganggap semua hal gampang. Aku sudah banyak melihat sutradara di Fakultasku dan kebanyakan dari mereka hanyalah seseorang yang idealis dengan idenya. Menganggap semua gampang, kerjanya cuma memerintah dan memerintah saja tetapi ia tidak memikirkan bagaimana music yang akan diciptakan atau bagaimana penghayatan pemain yang harus dilakukan. Mereka hanya menganggap semua gampang dan menyerahkan semua tanggung jawab ke bawahan. Ia lupa memimpin dirinya sendiri, ia lupa menjadi contoh bagi bawahannya.

   Tetapi dari perkataan dosenku itu aku menjadi sadar bahwa menjadi pemimpin bukan hanya sekedar memerintah saja tetapi ada banyak hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin selain menghasilkan sesuatu, yaitu: menjadi contoh. Menjadi contoh itu hal yang terpenting. Pemimpin bukan hanya memerintah saja, tetapi juga merasakan penderitaan bawahannya. Turun langsung ke bawah dan mendengar keluh kesahnya. Aku sekarang mulai melakukannya ke pemain teaterku. Ya.. kegagalan memang kejadian yang menyakitkan tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita merespon terhadap kegagalan itu.

   Aku sudah mulai belajar sedikit demi sedikit.. semoga cita-citaku menjadi pemimpin bisa tersampai. Aku akan berusaha ..

Firasat Buruk

  Saya akhir-akhir ini menjadi sutradara dalam kegiatan lomba tingkat fakultas. Judul teater saya adalah manusia tanah dan langit, dimana diteater ini saya memberi makna ke penonton bahwa yang membuat 

Indonesia ini hancur adalah karena orang dizaman sekarang yang gampang berubah pemikiran, gampang berubah prinsip yang membuat manusia menjadi gampang dihasut dan diadu domba.

   Makna yang kutulis di teaterku ini sangat mendalam bagiku. Entah mengapa maknanya seperti masuk kedalam hatiku dan membuatku terkadang sangat negatif dengan masa depan Indonesia. Aku takut dengan masa depan Indonesia dikarenakan teaterku membahas tentang masa depan Indonesia yang kubuat menjadi hancur, air langka, tidak ada tumbuhan yang tumbuh, dan negara kita menjadi budak negara adi kuasa dan aku kait-kaitkan dengan manusia tanah dan langit dimana manusia tanah dan langit ini adalah dewa dan penghancurnya.

    Ketika aku mengingat isi teaterku itu aku jadi merasakan Indonesia itu seperti apa di masa depan. Aku merasa ketakutan karena kita dari tahun ke tahun seperti tidak ada perkembangan. Negeri ini seperti tidak ada jiwanya sama sekali. Tidak adalagi jiwa Nasionalisme yang diajarkan Sukarno lagi. Aku merasakan kekeringan yang sangat menyakitkan. Entah mengapa, aku merasa seperti orang yang sangat kritis hari ini tentang dunia.

    Apakah Indonesia ini akan berakhir buruk? Mungkin iya. Mungkin tidak. Aku serasa bingung ketika memikirkannya. Kapitalisme sekarang seperti jamur. Menghancurkan moral manusia. Manusia menjadi lebih berpaham materi (uang, keuntungan, dan seks) daripada non-materi (agama, spiritual, dan moral). Negeri kita kena dampaknya jadinya. Semua seperti telah aku bisa prediksi kemana arahnya. Aku merasa semuanya menjadi ke arah negatif. Ah! aku mikir apa ya malam ini? haha.. Entahlah! firasatku sangat kuat hari ini...

Rabu, 04 November 2015

Pendidikan Indonesia masuk rangking-62

kaskus.co.id
    Dua hari yang lalu aku mengecek Hot Topic di Kaskus. Dan topik yang paling menarik yang kulihat adalah tentang Rangking sistem pendidikan dunia sudah dirilis. Kalau kalian belum melihatnya monggo dicek disini http://www.kaskus.co.id/thread/56376a681ee5dfd0288b456d. 

    Dari berita itu kucek kebawah urutannya dan yang paling membuatku terkejut adalah Rangking Indonesia yang berada tepat diperingkat ke-69. Sistem Rangking pendidikan ini terdiri dari 76 peringkat dan Indonesia berada di peringkat 69? Hahaha... aku jadi merasa sedih melihatnya. 

    Terkadang ketika aku membaca beritanya membuatku sedih tetapi itu malah membuat feelingku terbukti bahwa memang sistem pendidikan kita sangatlah buruk. Sekarang semua pertanyaanku memang terbukti benar, semua seperti terjawab ketika aku membaca berita ini. Berita ini seperti memberikan sebuah titik cerah untuk semua pertanyaan-pertanyaan yang selalu kutanyakan setiap hari.

    Sistem pendidikan kita memang buruk. Aku ketahui itu. Tetapi buruk itu relatif. Tapi aku merasa sistem pendidikan kita ini lebih banyak buruknya daripada baiknya. Mulai dari bagaimana kurikulumnya sampai muridnya. Tetapi tentu saja semua itu balik kepribadian masing-masing. Tetapi menurutku yang paling buruk dari sistem pendidikan ini adalah kurikulumnya. Kurikulum kita terlalu berbobot. Terlalu maju kata temanku. Anak SD yang seharusnya diajarkan permainan dan hal-hal yang merangsang keaktifan siswanya tetapi mereka malah diajarkan ajaran matematika, dan ilmu berat lainnya. Mereka yang seharusnya diajarkan untuk hal-hal yang playfull malah otak mereka dicerca dengan ilmu-ilmu berat yang seharusnya tidak diajarkan pada masanya. Bahkan Sistem Pendidikan Finlandia baru memulai pelajaran SD saat anak itu berumur 7 tahun. Bahkan walaupun sudah masuk SD Finlandia tetap mengajarkan anak itu kegiatan yang playfull

     Masih banyak lagi kelemahan sistem pendidikan kita. Dan menurut saya yang menjadi kelemahan terbesar pendidikan kita adalah dimana murid diajarkan banyak hal dan menjadikan ketakutan sebagai motivasi dasarnya. Yang diajarkan-pun terlalu memaksa, walaupun pelajaran itu sudah sedari awal membuat siswa bosen dan berat tetapi tetap saja pendidikan kita memaksanya bahkan diharapkan siswanya untuk mendapatkan nilai yang bagus untuk mendapatkannya, apapun caranya.

     Ah.. itulah permasalahan kita. Aku sih berharap semuanya berubah. Tetapi apakah yang diatas akan sadar? Apakah ia akan berubah ketika melihat rangking Indonesia di Rangking sistem pendidikan di Indonesia?. Aku sih berharapnya iya. Semoga mereka mau berubah.....