Selasa, 29 Desember 2015

Belajar dari Mahatma Gandhi

  Mahatma Gandhi adalah salah satu pemimpin yang menginspirasi didunia. Ia adalah salah satu pemimpin yang berhasil menciptakan sebuah gerakan nir-kekerasan (anti-kekerasan) pada zamannya. Gerakan anti kekerasannya sampai sekarang masih terdengar gaungnya dan kalau kita mau menelisiknya lebih dalam gerakan anti kekerasan ini masih kita baca dibuku-buku yang berkaitan tentang mahatma gandhi.

  Ketika kita membaca sesuatu yang berkaitan dengan Mahatma Gandhi pasti tidak terlepas dari gerakan anti kekerasannya. Hubungan keduanya sudah seperti sebuah kesatuan. Sehingga ketika kita membaca buku apapun yang berkaitan dengan Mahatma Gandhi pasti dalam buku itu akan dijelaskan tentang gerakan anti kekerasannya.

  Dan itulah yang kulakukan 2 hari yang lalu. Membaca buku Mahatma Gandhi. Tepatnya tentang Biografinya dan ketika aku membaca bukunya aku merasakan sebuah kesejukan tersendiri yang membuatku bisa membaca bukunya sampai selesai (bukunya 560 halaman!). Sudah lama aku mencari buku yang bisa membuatku lupa dengan waktu ketika aku membacanya.

   Dua hari lalu aku membaca buku itu. Padahal besoknya aku akan menghadapi ujian akhir sekolah (UAS) di universitasku. Tetapi aku merasa lupa dengan hal itu ketika membaca buku ini. Aku lupa dengan waktu, sampai-sampai aku tidak tidur selama semalam dan kekampus hampir tidak mandi (haha)

  Gerakan anti kekerasan adalah suatu gerakan yang diciptakan oleh Mahatma Gandhi ketika ia dipenjara di Afrika Selatan selama 5 tahun. Karena merasakan ketidakadilan, Mahatma Gandhi berfikir sepanjang pagi sampai malam untuk membuat sebuah gerakan yang bisa mengubah dunia. Setelah selama 1 tahun berfikir keras dan menulis sepanjang pagi sampai malam terciptalah gerakan anti kekerasan.

  Gerakan anti kekerasan ini menyebar keluar dari penjara gandhi layaknya angin. Gandhi menyebutnya dengan idea that can break the prison wall (dalam bahasa Indonesia: ide yang dapat menembus pintu penjara). Dari gerakan anti kekerasan yang ia cetuskan inilah ia mulai terkenal sebagai seorang yang paling menginspirasi didunia. Kenapa menginspirasi? Karena pada zamannya hampir semua permasalahan diselesaikan dengan kekerasan, dengan peperangan, dengan pertumpahan darah, tetapi Gandhi malah membuat sebuah gerakan yang sangat bertolak belakang, ia menciptakan gerakan anti kekerasan.

  Gerakan anti kekerasan adalah sebuah gerakan dimana menuntut keteguhan hati yang sangat kuat untuk menjalankannya. Gerakan yang dimana menolak semua kekerasan dalam bentuk apapun dan hanya menuntut perdamaian. Didalam gerakan ini masalah apapun dilakukan dengan diplomasi, tidak ada kekerasan apapun. Jika musuh mengejek atau menyerang dengan kekerasan orang yang mengikuti gerakan ini harus tetap tenang dan tidak melakukan kekerasan balik dengan cara apapun. Disinilah hal yang paling susah. Karena ketika kau ditendang oleh seseorang, kau memilih untuk tetap tenang bukannya membalas tendangan tadi dengan emosi. Gerakan anti kekerasan ini membutuhkan kekuatan mental yang kuat dan keteguhan hati.

 
Selama gerakan anti kekerasan ini dilakukan, banyak sekali orang yang mengejek Gandhi dan pengikutnya disebut sebagai seorang yang tolol karena pada zaman Gandhi hidup orang-orang pada zamannya sering melakukan kekerasan dan peperangan satu sama lain sedangkan ia lebih memilih berdiam diri dan berpuasa dan melakukan diplomasi dan perdamaian. Sehingga ketika melihat pengikut Gandhi dan Mahatma Gandhi kebanyakan orang tertawa dan mengejeknya dengan sebutan orang lemah dan tolol. Perdana Mentri Inggris pada zamannya mengejek gerakannya sebagai gerakan yang tolol dimana ia mengatakan bahwa gerakan Gandhi pasti akan menghilang nantinya.

  Tetapi kenyataannya tidak. Walaupun diejek dan kontras pada zamannya. Gandhi tetap memperjuangkan gerakannya. Pada awalnya ia tidak dipedulikan, kemudian orang-orang tertawa terhadapnya, tetapi pada akhirnya Gandhi memenangkan semuanya. Selama perjuangannya mempertahankan gerakan anti kekerasan ini, baru pada 20 tahun gerakannyalah ia mulai dipedulikan oleh orang lain disekitarnya. Dimana ketiak itu umur Gandhi sekitar 60 tahunan. Ketika ia ditanyakan tentang perjuangan tersebut oleh wartawan ia menjawab dengan kata " first they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win " (dalam bahasa Indonesia: Pertama dia menolakmu, kemudian tertawa kepadamu, kemudian mereka melawanmu, kemudian kau menang) sebuah kata bijak yang sekarang menjadi kata bijak yang terkenal.

  Gandhi dan pengikutnya selama berjuang hanya memakai pakaian yang sederhana dan memakan makanan seadanya. Mereka bukan hanya berjuang tanpa kekerasan tetapi mereka juga menanamkan jiwa anti kekerasan dalam jiwanya. Mereka bersumpah tidak akan memakan daging selama hidupnya. Karena menurut mereka didunia ini tuhan sudah menyiapkan makanan yang cukup berupa biji-bijian dan tumbuhan untuk dimakan. Jadi tidak perlu membunuh hewan dan memakannya. Pengikut Gandhi juga sering bertapa dan bermeditasi dengan damai setiap harinya bersama Gandhi agar mereka tetap teguh dengan gerakan anti kekerasan mereka.

  Ada banyak hal yang menginspriasiku ketika mengenal sosok Mahatma Gandhi. Alasan paling pertama aku terinspirasi darinya adalah gerakan anti kekerasan ini. Dimana kalau kita lihat sekarang, semua hal dilakukan dengan kekerasan, mulai dari orang tua kita mengajarkan kita, kemudian pendidikan mengajarkan kita dengan kekerasan (menghafal, memaksa kita mendapat nilai bagus) sampai bagaimana kita bekerja, dan peperangan semua dilakukan dengan kekerasan. Dan bagiku gerakan anti kekerasan kuanggap sebagi gerakan yang sangat efektif untuk melepaskan kekerasan dari dunia ini.

  Alasan kedua adalah dari bagaimana ia memimpin.
  Gandhi adalah termasuk pemimpin yang kucontoh dari pemimpin hebat lainnya. Ia termasuk pemimpin yang memberi contoh kepada rakyatnya. Ia rela berjalan kaki bermil-mil, melewati jalan yang kering dan panas untuk menemui rakyatnya yang berada dipedalaman. Semua dia lakukan dengan keikhlasan, bukan karena keinginan untuk dianggap hebat atau pencitraan kalau orang zaman sekarang katakan. Selain memberi contoh, sisi lain kepemimpinannya yang kuambil adalah tentang keteguhan hatinya dalam memegang prinsip. Ia berjuang selama 30 tahun! (bahkan 40 tahun mungkin), dan selama berjuang itu, ia tidak pernah keluar dari prinsip yang ia pegang dari awal ia berjuang. Mungkin kalau zaman sekarang hal seperti ini sangat sulit dilakukan, tetapi Gandhi berhasil melakukannya. Alasan lainnya adalah sisi keikhlasan dan kejujurannya. Walaupun Gandhi termasuk pemimpin yang menginsprasi dan hebat sepanjang sejarah tetapi selama ia muda ia melakukan hal yang buruk. Selama ia muda ia sangat menyukai seks. Ia sering melakukan seks kepada istrinya sejak berumur 16 tahun!. Kegemaran seksnya bukan seperti manusia pada umumnya, tetapi ia termasuk gila seks karena melakukan seks kepada istrinya ketika istrinya sendang hamil tua. Menyebabkan anak yang dikandung istrinya meninggal dunia. Selain seks Gandhi juga melanggar banyak janjinya selama muda. Tetapi walaupun banyak melakukan kesalahan, Gandhi bukannya menganggapnya sebagai kesalahan tetapi malah menganggapnya sebagai pelajaran hidup. Gandhi termasuk daftar orang hebat yang menulis auto biografinya secara jujur. Ia termasuk orang yang menulis dengan jujur rentetan kehidupannya, bukan hanya yang baik tetapi juga kisah buruknya semasa muda. Ia juga berbicara jujur dihadapan jurnalis tentang keburukannya dan tidak pernah menanggap kesalahan yang dilakukannya sebagai sebuah kesalahan.

  Alasan terakhir adalah kesederhanaan hidupnya.
  Gandhi adalah orang yang sederhana. Ia hanya memakan sayuran dan garam sebagai santapan sehari-harinya. Ia selalu memakai kain putih sebagai penutup tubuhnya dan menggunakan sandal sebagai pijakannya dalam berjalan. Ia selalu menolak dirinya untuk berfoya-foya dan selalu bermeditasi dan bertapa untuk mengendalikan dirinya
  Untuk alasan terakhir ini aku yakin dizaman sekarang sangat susah dipraktekan dizaman sekarang yang penuh budaya hedonisme.

  Ketika Gandhi meninggal dunia hampir seluruh dunia menangis kepada dirinya. Orang menangis kepada dirinya bukan karena hal yang dilakukannya tetapi orang menangis karena gerakan yang dilakukannya selama ini. Banyak orang yang meminta maaf kepada Gandhi karena melakukan kekerasan kepadanya. Hebatnya yang menangisi dirinya bukan hanya teman-temannya tetapi juga musuh-musuhnya. Mereka meminta maaf kepada Gandhi karena mengejeknya selama ini dan selalu melakukan kekerasan kepadanya.

  Gandhi dengan ide dan mimpinya tentang dunia yang damai dengan gerakannya yang disebut satyagraha mampu menginspirasi dunia. Ketika kematiannya dipublikasikan, hampir seluruh dunia terinspirasi dengan gerakan anti kekerasannya. Martin Luther King termasuk orang yang terinspirasi dengan gerakan anti kekerasannya.

  Ketika Gandhi meninggalkan dunia ini. Semua orang menangis dan ketika kita melihat lagi gerakannya dan Mohatma Gandhi kita pasti akan berfikir, " apakah gerakan itu memang benar-benar ada? ". Gerakan anti kekerasan, apakah ia benar-benar ada didunia ini?

  Albert Einstein pernah mengatakan "(Mungkin) para generasi berikut akan sulit mempercayai bahwa ada orang seperti ini yang pernah hidup di dunia ini." mungkin benar adanya.

  Kita terkadang perlu bercermin kepada Mohatma Gandhi. Kita perlu bercermin dari gerakan anti kekerasannya. Lihatlah dunia kita sekarang ini, semua hal dilakukan dengan kekerasan. Kita lupa dengan perdamaian dan cinta.

  Terkadang aku berfikir, perlukah kekerasan ini ada didunia ini? Aku akan menjawab. Perlu. Kekerasan hanya digunakan untuk kebaikan. Itu jawabanku. Bagiku kekerasan didunia ini hanya melahirkan kebencian. Cobalah lihat dunia. Beberapa negara ada yang berperang satu sama lain karena alasan kebencian. Mahasiswa bertengkar satu sama lain. Semua berawal dari kekerasan.

  Kita perlu berkaca kepada gerakan anti kekerasan Gandhi. Kita membutuhkan kedamaian dan kegiatan anti kekerasan didunia ini agar dunia ini lebih baik dan damai.

  Ada satu kata bijak dari Mahatma Gandhi yang selalu menginspirasiku. Katanya berbunyi seperti ini: " be the change that you want to see in the world ". Jadilah perubahan yang ingin kau lihat didunia ini.
  Apapun itu lakukanlah hidupmu demi kebaikan. Itulah hal yang terbaik yang bisa dilakukan manusia dalam hidupnya.

Sabtu, 05 Desember 2015

Zaman Edan (tetaplah berbuat baik)

   Zaman Edan adalah sebuah julukan untuk zaman dimana moral manusia semakin jatuh dan hancur. Di tempatku Zaman ini diberi zaman lain, yaitu Zaman Kali Yuga.

   Zaman Edan/Kali Yuga adalah sebuah zaman dimana manusia menjadi materialistis dan egois. Moral semakin jatuh dan manusia rela melakukan kejahatan, kecurangan demi mendapatkan kedudukan atau keuntungan materi. Peraturan yang dibuat pemerintah ditentang. Pemerintah dan pemimpin hanya meracuni rakyatnya dengan segala janji palsu dan kebohongan. Di zaman ini manusia yang baik hanya berada di angka 25% sedangkan kejahatan berada di posisi yang paling berbahaya, yaitu: 75%. Zaman ini terjadi sekarang dan katanya akan berakhir 5000 tahun lagi.

   Kalian boleh percaya atau tidak dengan ramalan itu. Tetapi aku disini sebagai orang yang pecinta hal yang "mistik" termasuk setuju dengan adanya Kali Yuga ini. Banyak hal yang kusetujui, seperti manusia yang semakin egois, semakin materialistik, semakin malas, dan banyak lagi. Tetapi bagian yang paling kusetujui dari ramalan ini adalah pernyataannya yang menyatakan bahwa kebaikan hanya berada diangka 25% dan kejahatan berada diangka terburuk, yaitu: 75%. Aku benar-benar menyadari kenyataan ini.

    Selama aku kecil sampai hidup sampai sekarang, hal yang selalu kulihat adalah kebaikan selalu terinjak-injak. Dari semenjak kecil, aku masih ingat sewaktu aku menonton film wall-e yang menceritakan tentang bahaya sampah dimasa depan. Film itu terkenal dikalangan anak kecil zaman dahulu. Tetapi menghilang maknanya sekarang. Aku yang dulu menonton film itu, tetap saja membuang sampah sembarang sekarang dan seringkali malas-malasan. Aku merasa makna dalam film itu hanya sebuah kembang api yang indah saja, sehabis meledak, hilang sudah. Makna yang diajarkan film itu seperti masuk dari telinga kanan ke telinga kiri.

    Film-film yang lain juga sama berakhirnya. Mulai dari tommorow land, shunshine superman sampai yang paling kuingat: Laskar Pelangi. Semua maknanya hanya hilang begitu saja. Film-film bermakna seperti itu dizaman sekarang hanyalah sebuah tontonan saja, jarang ada orang sekarang yang mau menjadikannya cerminan dalam diri untuk kebaikan diri.

    Bukan hanya film. Musik, acara tv, pendidikan, sampai politik-pun berubah menjadi kebodohan. Alasannya hanya satu, yaitu karena manusia semakin menuhankan materialistik. Jiwa manusia semakin kotor karena tercemar uang dan kedudukan. Manusia sudah semakin kehilangan jiwa "manusia"-nya. Jiwanya berubah menjadi kotor, egois, individualis, dan penuh keserakahan.

    Mungkin ini hanya ungkapan kosong seorang manusia dan hanya dilihat dari sisi psikologis penulis saja. Tetapi aku benar-benar merasa ini adalah kenyataan yang nyata. Kenyataan bahwa dunia sekarang semakin hancur keberadaannya.

   Dulu aku masih ingat sewaktu aku SD, dimana MTV masih bagus-bagusnya memutar lagu-lagu berkualitas. Sekarang yang kulihat hanyalah acara-acara tv tidak bermutu diTv. Aku bahkan merasa biasa-biasa saja sewaktu pergi dari Bali ke Jogja tanpa membawa Tv. Sampai sekarang tidak ada Tv di kosku. Tetapi aku biasa-biasa saja, kukatakan pada ibuku waktu ia menelponku bahwa aku tidak apa-apa jika tidak menonton acara tv di kos (haha..)

  Aku juga ingat dulu sewaktu Bali masih sepi dan damai. Masih sejuk dan damai. Waktu dimana pantai kuta belum seramai sekarang. Sewaktu hotel dan cafe belum bertebaran dimana-mana. Aku masih ingat sewaktu itu aku bermain-main ke pantai dengan senang sekali. Masih sepi, penduduk pantainya ramah, dan air pantainya masih bersih dan sejuk. Tetapi sekarang apa? Bali tidak seindah yang dahulu lagi. Pantai dimana-mana ramai dengan turis dan tumbukan sampah. Suasana sudah panas, dan paling parah: peminta-minta/pengemis semakin bertebaran dimana-mana.

   Aku tidak mau membahasnya mendalam-dalam. Tetapi aku benar-benar kesal dengan keadaan saat ini. Semua sudah berubah. Kalau dahulu orang benyanyi demi mengungkapkan perasaannya yang mendalam, sekarang orang benyanyi hanya untuk mendapatkan uang dan popularitas. Begitu juga dengan mahasiswa dan para pekerja. Mereka tujuannya hanya untuk mendapatkan tittle dan kedudukan. Jarang kulihat lagi sekarang aktivis-aktivis sosial. Jarang kulihat lagi sosok Muhammad Ali. Sosok Sukarno. Sosok James Bond dan sosok-sosok lainnya yang gila dan menginspirasi.

   Aku tidak bermaksud untuk mengejek zaman sekarang. Aku hanya tidak suka dengan perkembangan dunia sekarang yang bukannya membuat manusia semakin membaik malah semakin membuat orang serakah, egois, dan malas yang menyebabkan politik yang menjadi tidak berbudaya, sosok-sosok pemimpin yang bodoh dan tidak berkopeten memimpin, musisi yang menciptakan lagu tak bermutu. Tetapi mengapa mereka terkenal? Mungkin dunia ini mulai terbalik.

  Jawabannya karena: dunia ini memang tidak selamanya baik. Dunia itu seperti Roda. Tidak akan selamanya berada diatas, pasti akan ada saatnya ia akan mengelinding dan berbalik membuat posisi Roda itu berada dibawah. Kita sekarang berada diposisi bawah. Ini bukan berarti sebuah keburukan. Karena kebenaran dan kebaikan itu tidak lemah. Cahaya itu tidak lemah dikegelapan, malah sebaliknya semakin gelap sesuatu, semakin teranglah cahaya itu. Seperti dizaman sekarang. Cahaya itu sangat kontras di sekililing kita. Mereka para aktivis dan pemimpin yang menginspirasi pasti menjadi pusat perhatian manusia di zaman sekarang. Mereka-lah cahaya. Mereka adalah cahaya dari gelapnya zaman Edan ini.

  Aku tidak pernah berusaha untuk menanggap dunia ini buruk, tetapi yang ingin kutanggapi bahwa dizaman apapun manusia hidup, manusia tetap bisa berbuat baik. Baik itu adalah sebuah pilihan. Dizaman sekarang menjadi baik memang hal yang susah, tetapi tetap kembali ke pernyataan yang pertama. Baik adalah sebuah pilihan.... aku hanya ingin mengucapkan sebuah ucapan rasa bangga kepada mereka yang selama ini  tetap menjadi baik terus. Kepada para musisi yang tetap menghasilkan musik berkualitas, kepada pemimpin yang masih mengenal kebaikan dan kasih sayang, kepada manusia yang masih mengetahui tanah yang dipijaknya dan kepada para pemeluk agama (manapun) yang masih tenang dan tidak bertengkar satu sama lain.

  Walaupun kebaikan hanyalah 25% dan kejahatan 75% berdasarkan ramalan, tetapi kebaikan harus tetap dipertahankan. Kita adalah manusia, maka jadilah manusia. Jangan menjadi tanaman, hewan, bahkan robot. Manusia adalah manusia, yang mempunyai perasaan dan empati. Tetaplah berbuat baik.
  

Jumat, 27 November 2015

Kangen semuanya

   Note: Mungkin ini pesan yang sedikit manja dan sedikit curhat.


   Terkadang belakangan ini aku sangat kangen dengan Bali, kangen dengan masakannya, dengan adatnya, dan tempat wisatanya. Ketika aku menempuh pelajaran di Yogja ini selama beberapa bulan (kira-kira sudah 4 bulanan lebih) aku merasa sangat kehilangan. Aku jadi mulai mengerti bag
aimana indahnya masa laluku, indahnya Baliku. Mungkin benar kata beberapa orang bahwa seseorang baru mengetahui sesuatu itu indah ketika ia sudah kehilangannya. Aku terkadang merasa kosong dan ingin pulang kembali ke Bali. Beberapa orang mengatakan bahwa masa tahun pertama kuliah anak rantau itu yang tersulit karena kangen orang tua, kangen makanan dari asalnya, kangen budaya tempat asalnya, dan masih banyak lagi. Aku setuju dengan  perkataan orang itu. Selama aku disini (di Jogja) aku sering memilih untuk menyibukan diri dan sebisa mungkin menghindari diam di kos terlalu lama karena ketika aku berada di kos, khayalanku ku kemana-mana yang menyebabkan aku teringat masa laluku di tempat asalku.

   Beberapa temanku di Universitas mengatakan bahwa mereka kuat untuk melewati universitas ini tanpa orang tua, bahkan ada beberapa yang sangat bahagia karena bisa lari dari orang tuanya dan tidak ingin kembali lagi ketempat asalnya. Tetapi bagiku tidak bisa, karena hampir semua hal indah dan ajaib yang pernah kulakukan ada di tempat asalku, Bali.

   Di Jogja suasana dan budaya disini sangat berbeda. Jika di Bali biasanya bencana alam paling terburuknya adalah gempa bumi, di Jogja bencana alam berbahayanya bermacam-macam, mulai dari Badai, Gempa Bumi , Gunung meletus, dan masih banyak lagi. Aku juga merasa hidup dilingkungan kampus yang sangat berpolusi sehingga aku sering heran mengapa aku bisa sakit padahal makan selalu teratur, dan tidur cukup. Entahlah -_-.

  Kenangan yang paling aku susah lupakan adalah kenangan masa SMA. Kenangan itu bagaikan sebuah mutiara yang paling indah yang pernah kutemui. Tetapi ketika sekarang aku berpisah dengan temanku sewaktu SMA aku menjadi merasa sangat kehilangan. Sekarang hanyalah memori dan baju putih abu-abuku sudah terlipat rapi di lemari.

  Terkadang aku merasa takut menghadapi masa depan karena kenangan masa SMA ini. Aku terikat dengan keindahannya masa SMA sehingga aku merasa malas untuk belajar di Universitas. Aku serasa ingin pulang cepat-cepat ke Bali, bertemu dengan teman-temanku. Menikmati quality time yang terjadi, dan mungkin sombong-sombongan dengan kedudukanku sekolah di UGM (haha..).

  Terkadang karena kenangan masa SMA ini aku merasa bimbang dengan keputusanku yang menganggap sistem pendidikan kita jelek. Aku sering berfikir sistem pendidikan kita itu bagus karena aku selama SMA mengalami banyak kejadian yang memorial dan hebat sehingga seandainya aku merubah sistem pendidikan ini aku sering merasa sangat bimbang. Aku takut menghilangkan kesempatan oranglain yang masuk ke masa SMA untuk bersenang-senang seperti yang kulakukan. Mereka juga berhak untuk mendapatkannya.

  Tetapi aku sadar bahwa pendidikan ini banyak kelemahannya dan aku harus mengubahnya apapun yang terjadi. Aku boleh merasa kasihan dengan masa SMAku, tetapi aku tidak boleh kasian dengan anak muda diluar sana yang menempuh pendidikan SMA. Masa depan mereka akan lebih berat jika aku masih membiarkan sistem pendidikan seperti ini. Karena masa depan lebih menginginkan seseorang yang kreatif, spesialis daripada seorang yang bisa segalanya. Kalau sistem pendidikan ini tetap dijalankan, maka makin banyak orang yang akan menganggur dan bermalas-malasan. Aku tidak mau hal itu terjadi.

  Intinya. Aku sangat kangen dengan tempat asalku, Bali. Terutama dengan teman-temanku yang dan orang tuaku. Aku tau aku merasa kangen, tetapi aku juga harus memiliki tujuan. life is to die. Hidup adalah untuk mati. Maka gunakan waktumu bukan untuk menyesali sesuatu. Tetapi untuk kebaikan bersama. Kalau memang kita kehilangan sesuatu, kita harus merelakannya dan menciptakan sesuatu yang baru lagi. Seperti itu-lah hidup. Tidak ada sesuatu yang selamanya abadi, akan ada saatnya manusia diberi cobaan. Mungkin masa SMA adalah masa-ku bersenang-senang, tetapi sekarang masaku kuliah adalah masaku untuk serius, masaku untuk menjadi agent of change, memang situasi tidak akan sama lagi seperti masa SMA, tetapi ya memang inilah kehidupan. Kita tidak bisa menentangnya, tetapi kita bisa menjalaninya dengan ketabahan hati.

Minggu, 22 November 2015

Negara ilusi Atlantis

   Bagiku negara paling unik di dunia ini adalah Indonesia. Mengapa aku mengatakan seperti itu? karena hampir semua keanekaragaman di Indonesia bisa saling hidup bersampingan. Kebanyakan perbedaan disini baik itu suku antar suku sampai masalah kepercayaan semuanya bisa hidup rukun. Indeks kerukunan beragama di Indonesia sampai sekarang ini masih rendah.

    Tetapi sayangnya, kita tidak mau melestarikan itu. Kita seperti lepas dengan jiwa "Indonesia" kita. Banyak faktor sebenarnya yang mempengaruhinya. Aku tidak mau menyebutkannya, yang pasti hal tersebut ada disekitar kita dan kita merasa ada pergolakan jiwa jika merasakan kehadirannya.

    Aku terkadang sering merasa resah karena merasa hidup sendirian bersikap sok nasionalisme ke teman-temanku. Aku jadi merasakan pergolakan batin yang besar karena sering ditatap sinis karena terlalu sibuk membaca buku yang berat.

    Terkadang ada yang namanya gerakan "anti-soekarnoisme" yang berasal dari era orde baru sampai sekarang. Aku tidak tahu apakah gerakan ini benar masih ada atau tidak tetapi aku benar-benar merasakan bahwa kita seakan-akan lari dari program-program hebatnya Sukarno. Kita seperti kehilangan jiwa patriotisme kita terhadap negara. Kita seperti kodok di atas air yang panas, kita kebingungan karena tidak bisa keluar dari panci kompor. Tapi kita masih tetap diam dan diam, padahal air sudah semakin panas dan panas. Kalau situasi terus begini, sejarah akan terulang lagi. Peristiwa besar akan terjadi lagi.

     Aku berharap Jokowi bisa memperbaiki semuanya. Aku tidak menuntut banyak, aku hanya berharap semoga ia tidak melupakan inti permasalahan Indonesia. Semoga ia tidak lupa dengan kata hatinya. Aku punya cita-cita besar untuk menjadi seorang pemimpin. Tetapi kutunggu sebentar dahulu. Karena semua harus tepat pada waktunya, kalau tidak begitu pasti nanti akan belepotan.

    Negara kita pernah dikatakan sebagai letak Atlantis berada, beberapa ahli tidak meragukannya sama sekali. Alantis yang merupakan negara terhebat dan termasyur pada zamannya berada di negeri ini. Walaupun beberapa orang mengatakannya itu hanya hoax tetapi aku disini percaya akan hal itu. Disini adalah sebuah negara yang anak mudanya memiliki kreatifitas yang gila. Disini bukan hanya ada seorang seniman yang duduk dan melukis diatas sebuah kursi sambil melukiskan keadaan dan pemandangan tetapi disini juga ada seorang anak kecil yang memanjat pohon tinggi cuma untuk mendengarkan musik radio.

    Di Indonesia bahkan ada tukang jual roti yang berjalan dimalam hari, tradisi sahur yang giat dilakukan setiap tahunnya. Gotong Royong ada disini, bahkan di tempatku di Bali, ada sebuah jalan, dimana 4 tempat persembahyangan berdiri di satu gari lurus yang sama. Gereja, Pura, Masjid, dan Wihara semuanya berdiri ditempat yang sama. Diluar negeri semua fenomena ini adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi. Sesuatu yang langka dan mutiara. Tetapi mengapa kita sebagai anak muda sering sekali melupakan tanah yang dipijaknya setiap hari?

Kamis, 19 November 2015

Pimpinlah Dirimu Sendiri Terlebih Dahulu

   Waktu aku mengikuti kelas kuliah agama, ada satu perkataan dosenku yang sangat membekas dalam pikiranku setelah selesai mengikuti kuliah. Kata itu adalah " sebelum kau memimpin orang, pimpinlah dirimu sendiri terlebih dahulu ". Mungkin kata ini terkesan simple bagi beberapa orang atau bahkan terkesan enteng, tetapi bagiku kata ini sangat dalam bagiku dikarenakan kondisiku sekarang yang berada diposisi sutradara dalam pementasan teater fakultas. Ketika dosenku mengucapkan kata ini aku menjadi tersadar dengan posisiku sebagai sutradara yang buruk!

    Dosenku ini melanjutkan kata-katanya, ia berkata bahwa memerintah seseorang itu gampang sekali, tetapi ketika kita memimpin diri kita sendiri itu lebih susah. Ketika kita memerintah seseorang mengeluarkan pulpen seseorang yang kita perintah itu pasti akan menuruti apa yang kita perintahkan tetapi ketika kita memerintah diri kita sendiri, ketika kita memimpin diri kita sendiri pasti akan ada pertentangan dari diri kita sendiri. Nah, pasti akan sulit bagi kita untuk memimpin diri kita sendiri dibandingkan memimpin orang lain.

     Hal ini sangat membuatku terinspirasi, terkadang aku sebagai sutradara terlalu idealis dengan ide-ideku tanpa memikirkan bagaimana dampak selanjutnya. Aku terkadang terlalu keras kepala dan melupakan tentang permasalahan dalam pementasanku kedepannya. Tetapi untungnya aku dulu sudah melupakan idealisme dan sifat keras kepalaku, aku sudah mengubah semua konsep teater dan membuatnya lebih simple. Terkadang memang susah menghilangkan sifat keras kepala kita tetapi demi kebaikan bersama hal itu harus dilakukan.

    Kata-kata dosen agamaku mengingatkanku bahwa aku harus menjadi pemimpin yang tahu juga tentang bawahanku, bukan hanya memerintah saja. Aku yakin kalau kita sudah terbiasa memimpin diri kita sendiri, kita pasti akan menjadi pemimpin yang bagus juga. Ketika kita sudah bisa memimpin diri kita sendiri otomatis disaat kita memimpin bawahan akan menjadi serius, bukan hanya main-main. Kita akan lebih berfikir kedepan dan tidak menganggap semua hal gampang. Aku sudah banyak melihat sutradara di Fakultasku dan kebanyakan dari mereka hanyalah seseorang yang idealis dengan idenya. Menganggap semua gampang, kerjanya cuma memerintah dan memerintah saja tetapi ia tidak memikirkan bagaimana music yang akan diciptakan atau bagaimana penghayatan pemain yang harus dilakukan. Mereka hanya menganggap semua gampang dan menyerahkan semua tanggung jawab ke bawahan. Ia lupa memimpin dirinya sendiri, ia lupa menjadi contoh bagi bawahannya.

   Tetapi dari perkataan dosenku itu aku menjadi sadar bahwa menjadi pemimpin bukan hanya sekedar memerintah saja tetapi ada banyak hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin selain menghasilkan sesuatu, yaitu: menjadi contoh. Menjadi contoh itu hal yang terpenting. Pemimpin bukan hanya memerintah saja, tetapi juga merasakan penderitaan bawahannya. Turun langsung ke bawah dan mendengar keluh kesahnya. Aku sekarang mulai melakukannya ke pemain teaterku. Ya.. kegagalan memang kejadian yang menyakitkan tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita merespon terhadap kegagalan itu.

   Aku sudah mulai belajar sedikit demi sedikit.. semoga cita-citaku menjadi pemimpin bisa tersampai. Aku akan berusaha ..

Firasat Buruk

  Saya akhir-akhir ini menjadi sutradara dalam kegiatan lomba tingkat fakultas. Judul teater saya adalah manusia tanah dan langit, dimana diteater ini saya memberi makna ke penonton bahwa yang membuat 

Indonesia ini hancur adalah karena orang dizaman sekarang yang gampang berubah pemikiran, gampang berubah prinsip yang membuat manusia menjadi gampang dihasut dan diadu domba.

   Makna yang kutulis di teaterku ini sangat mendalam bagiku. Entah mengapa maknanya seperti masuk kedalam hatiku dan membuatku terkadang sangat negatif dengan masa depan Indonesia. Aku takut dengan masa depan Indonesia dikarenakan teaterku membahas tentang masa depan Indonesia yang kubuat menjadi hancur, air langka, tidak ada tumbuhan yang tumbuh, dan negara kita menjadi budak negara adi kuasa dan aku kait-kaitkan dengan manusia tanah dan langit dimana manusia tanah dan langit ini adalah dewa dan penghancurnya.

    Ketika aku mengingat isi teaterku itu aku jadi merasakan Indonesia itu seperti apa di masa depan. Aku merasa ketakutan karena kita dari tahun ke tahun seperti tidak ada perkembangan. Negeri ini seperti tidak ada jiwanya sama sekali. Tidak adalagi jiwa Nasionalisme yang diajarkan Sukarno lagi. Aku merasakan kekeringan yang sangat menyakitkan. Entah mengapa, aku merasa seperti orang yang sangat kritis hari ini tentang dunia.

    Apakah Indonesia ini akan berakhir buruk? Mungkin iya. Mungkin tidak. Aku serasa bingung ketika memikirkannya. Kapitalisme sekarang seperti jamur. Menghancurkan moral manusia. Manusia menjadi lebih berpaham materi (uang, keuntungan, dan seks) daripada non-materi (agama, spiritual, dan moral). Negeri kita kena dampaknya jadinya. Semua seperti telah aku bisa prediksi kemana arahnya. Aku merasa semuanya menjadi ke arah negatif. Ah! aku mikir apa ya malam ini? haha.. Entahlah! firasatku sangat kuat hari ini...

Rabu, 04 November 2015

Pendidikan Indonesia masuk rangking-62

kaskus.co.id
    Dua hari yang lalu aku mengecek Hot Topic di Kaskus. Dan topik yang paling menarik yang kulihat adalah tentang Rangking sistem pendidikan dunia sudah dirilis. Kalau kalian belum melihatnya monggo dicek disini http://www.kaskus.co.id/thread/56376a681ee5dfd0288b456d. 

    Dari berita itu kucek kebawah urutannya dan yang paling membuatku terkejut adalah Rangking Indonesia yang berada tepat diperingkat ke-69. Sistem Rangking pendidikan ini terdiri dari 76 peringkat dan Indonesia berada di peringkat 69? Hahaha... aku jadi merasa sedih melihatnya. 

    Terkadang ketika aku membaca beritanya membuatku sedih tetapi itu malah membuat feelingku terbukti bahwa memang sistem pendidikan kita sangatlah buruk. Sekarang semua pertanyaanku memang terbukti benar, semua seperti terjawab ketika aku membaca berita ini. Berita ini seperti memberikan sebuah titik cerah untuk semua pertanyaan-pertanyaan yang selalu kutanyakan setiap hari.

    Sistem pendidikan kita memang buruk. Aku ketahui itu. Tetapi buruk itu relatif. Tapi aku merasa sistem pendidikan kita ini lebih banyak buruknya daripada baiknya. Mulai dari bagaimana kurikulumnya sampai muridnya. Tetapi tentu saja semua itu balik kepribadian masing-masing. Tetapi menurutku yang paling buruk dari sistem pendidikan ini adalah kurikulumnya. Kurikulum kita terlalu berbobot. Terlalu maju kata temanku. Anak SD yang seharusnya diajarkan permainan dan hal-hal yang merangsang keaktifan siswanya tetapi mereka malah diajarkan ajaran matematika, dan ilmu berat lainnya. Mereka yang seharusnya diajarkan untuk hal-hal yang playfull malah otak mereka dicerca dengan ilmu-ilmu berat yang seharusnya tidak diajarkan pada masanya. Bahkan Sistem Pendidikan Finlandia baru memulai pelajaran SD saat anak itu berumur 7 tahun. Bahkan walaupun sudah masuk SD Finlandia tetap mengajarkan anak itu kegiatan yang playfull

     Masih banyak lagi kelemahan sistem pendidikan kita. Dan menurut saya yang menjadi kelemahan terbesar pendidikan kita adalah dimana murid diajarkan banyak hal dan menjadikan ketakutan sebagai motivasi dasarnya. Yang diajarkan-pun terlalu memaksa, walaupun pelajaran itu sudah sedari awal membuat siswa bosen dan berat tetapi tetap saja pendidikan kita memaksanya bahkan diharapkan siswanya untuk mendapatkan nilai yang bagus untuk mendapatkannya, apapun caranya.

     Ah.. itulah permasalahan kita. Aku sih berharap semuanya berubah. Tetapi apakah yang diatas akan sadar? Apakah ia akan berubah ketika melihat rangking Indonesia di Rangking sistem pendidikan di Indonesia?. Aku sih berharapnya iya. Semoga mereka mau berubah.....

Jumat, 23 Oktober 2015

Kemana Indonesiaku?

     Aku membaca artikel tentang Sukarno akhir-akhir ini dan beberapa artikelnya menginspirasiku untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah untuk membela apa yang kuyakini selama ini. Beberapa artikel yang kulihat ada sebuah sejarah dalam artikel itu yang membuatku tercengang dan sempat membuat diriku berfikir sejenak memikirkan bagaimana ajaibnya peristiwa sejarah tersebut.

Bendera merah Putih
    Jika kalian tau gerakan non-blok kalian pasti tidak bisa lupa dengan siapa pencetusnya. Ir. Soekarno. Presiden Indonesia yang menurut saya sampai sekarang tidak ada yang bisa mengalahkan prestasi menganggumkannya. Di gerakan non-blok ini Ir. Soekarno berhasil membuat negara kita menjadi negara yang kuat dan menakutkan karena bisa membuat takut negara lain yang menentang dan mengejek negara Indonesia. Bukan hanya gerakan non-blok, ada juga seperti pertemuan lainnya yang dilakukan Soekarno, dimana ia berbicara didepan umum tentang ideologi pancasila dan membuat hadirin di pertemuan itu bersorak kagum dan berdiri bertepuk tangan karena kehebatan pemikiran Soekarno.

     Ketika aku teringat tentang Soekarno, hal-hal seperti ini selalu terlintas begitu saja dipikiranku. Aku seperti tersengat semangat nasionalisme dan patriotisme kepada negara. Aku jadi teringat bagaimana hebatnya negara Indonesia waktu itu. Aku jadi serasa terbawa lagi kesuasana dimana Rakyat Indonesia dipimpin oleh Soekarno dan menjadi negara yang besar waktu zamannya.

    Tetapi . . .
    Itu cuma hayalan . . .

    Aku sering merasa sedih melihat perkembangan Indonesia sekarang. Semua seperti berbanding terbalik dengan keinginan Soekarno pada zamannya. Negara Indonesia sekarang sangat hancur dan terbengkalai. Program pemerintahannya tidak ada kepastian yang pasti. Pendidikannya pun hanya membuat mahasiswanya semakin malas dan jauh dari realita sosial yang ada. Jiwa nasionalisme mereka sudah lumpuh. Politik di negeri ini pun sudah tidak berbudaya lagi. Pemimpinnya-pun bermentalkan korupsi. Kebudayaan sudah tidak tahu kemana akan berakhirnya sedangkan efek globalisasi-pun semakin keras dan merusak Indonesia. Tidak ada yang peduli dan mau merubahnya. . .

    Aku sering bertanya, " Kemana Indonesiaku yang dulu? ".. semua jawabannya seperti kehilangan maknanya.. diirku seperti sebatang kara disini dan sering menganggap dirinya gila karena memikirkan sesuatu yang aneh-aneh.... Ah! entahlah.. biarlah semuanya terjadi.. aku hanya ingin berceloteh.. walaupun tidak ada yang mendengar atau peduli.. " Kemana kah indonesiaku ini??!! "...

    

Selasa, 20 Oktober 2015

Pendidikan bagi orang malas

   Akhir-akhir ini aku menghabiskan waktu-ku diJogja untuk males-malesan sehabis kuliah. Alasanku males-malesan-pun dikarenakan tidak ada kerjaan. Sedankan tujuan awalku masuk Jogja adalah merubah diri, dari yang awalnya malas menjadi rajin membaca. Tetapi entah mengapa aku menjadi malas sehabis kuliah. Seakan-akan aku tidak ada gairah untuk masuk kuliah. Seperti aku kehilangan keinginan untuk mempelajari pelajaran yang berada di kuliah, aku lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan di tempat kuliah, seperti: teater, atau musikalisasi puisi daripada mempelajari materi kuliah.

    Aku sering bertanya-tanya apakah aku saja yang merasakan hal yang sama? kutanyakan kepada temanku yang lain, dan ia menjawab dengan jawaban yang sama dengan kurasakan sekarang. Malas belajar. Untuk informasi, temanku ini anak teater, idenya cemerlang kalau soal masalah teater, tetapi kalau masalah belajar ia paling malas membahasnya. Sehingga aku setuju-setuju saja dengan pendapatnya dia.

    Terkadang aku berfikir bahwa tempat kuliah itu akan membuat kreatifitas kita menjadi berkembang, tempat dimana kita menjadi kritis tentang masa depan kehidupan, tempat dimana mahasiswa bebas mengeluarkan pendapat dan unek-uneknya tetapi ternyata kurasa tidak. Sistem kuliah tetap sama dengan yang kurasakan sewaktu SMA, dimana nilai adalah penentu kelulusan. Siswa menjadi terpaksa untuk memenuhi nilai tersebut yang sebenarnya bukanlah pelajaran yang ia inginkan. Otaknya di paksa lagi mempelajari pelajaran yang ia tidak suka, ia terpaksa kembali memperbodoh dirinya dengan mempelajari pelajaran yang ia tidak inginkan untuk dipelajari.

    Dan inilah pangkal kebodohan di sistem pendidikan kita. Kurikulum kita mengharapkan siswanya untuk bisa segala-galanya sebelum menjadi ahli. Siswa terpaksa harus mempelajari semua dasar sebelum di juruskan ke salah satu pelajaran yang ia miliki. Dan parahnya kalau kita tidak memenuhi syarat nilai yang telah ditetapkan kita akan dianggap bodoh dan mendapat nilai c. Semangat siswa menjadi down, dan jika terus dilanjutkan, mahasiswa jadinya lebih mementingkan nilai di tempat kuliah daripada kata hatinya. Jiwa mahasiswa menjadi tumpul terhadap fenomena sosial dan pemikiran kritisnya hanya berada dalam ruang lingkup pelajaran saja, tidak dalam ruang lingkup masyarakat yang luas. Siswa semakin kehilangan jati dirinya sebagai agent of change dan menjadi malas seperti yang saya rasakan.

      Terkadang ada beberapa dosen yang menyadari semua ini, ia memberikan kebebasan kepada mahasiswanya untuk bebas dan membiarkan mereka gagal. Gagal dalam artian berani untuk mencoba. Beberapa dosen mengetahui kelemahan terbesar dari pendidikan kita, dan ia menginspirasi mahasiswanya untuk terus mengembangkan potensi terbesar dalam dirinya. Tetapi untuk apa itu semua? Mereka malah dicemooh oleh mahasiswa karena terlalu ribet dan aneh. Beberapa usaha dari dosen itu memang berhasil menginspirasi mahasiswa untuk kreatif dan berfikir kritis terhadap fenomena sosial. Tetapi apa gunanya kalau besoknya kita masuk kekelas yang kaku kembali? apa gunanya kalau kita diinspirasi kalau kita dipenjara kembali kedalam sistem pendidikan yang kaku?

      Mungkin aku merasa inilah pangkal mengapa kebudayaan kita lebih gampang jatuh ke luar negeri daripada anak muda kita. Alasannya ya karena memang sistem pendidikan kita yang terlalu mengekang kreatifitas mahasiswanya dan terlalu mengarah kepada hasil sehingga mahasiswa menjadi bodoh dalam pemahaman sosial dan permasalahan negeri kita. Mahasiswa juga menjadi posesif terhadap budaya negerinya sendiri dan menganggap budaya luar lebih bagus. Dan lebih parahnya, orang yang memimpin disana tidak peduli, mereka lebih memperdulikan keuntungan yang bisa dihasilkan dari investor daripada yang bisa dihasilkan oleh anak bangsanya sendiri. Mantap kan? bagaimana tidak down anak bangsa kita? Kita mengharapkan budaya kita lestari, tetapi sistem pendidikan kita malah membuat siswanya tumpul dalam berfikir kritis?

    Aku bermimpi sebuah pendidikan dimana pendidikan itu hanya mendahulukan guru dan muridnya saja, bukan instansi pendidikan, keuntungan pemerintah. Yang ada hanya siswa yang bebas dan kreatif dan guru siap menerima segala pemikirannya dengan lugas. Tidak ada nilai, tidak ada lagi yang namanya siswa bodoh dan pintar. Pemerintah-pun tidak melebihkan instansi pendidikan apapun, sehingga pendidikan bisa menjadi gratis dan merata. Tetapi ya beginilah keadaan negeri kita. Zaman telah berubah, mahasiswa sekarang lebih malas dan menganggap nilai yang terpenting. Beberapa ada yang sadar dan mau menyiksa dirinya, mau dicampahkan teman-temannya, mau melawan arus zaman yang keras cuma demi mengikuti kata hatinya yang terdalam. Nilai tidak menentukan nasibmu kedepan, itu kata mas Deddy Corbuzier. Aku setuju dengannya, walaupun sedikit mengalami pertentangan dalam hatiku..

Minggu, 27 September 2015

Tentang Selfie

   Fenomena Selfie sekarang lagi trend-trendnya didunia. Trendnya seakan-akan membuat suatu fenomena aneh, dimana kebanyakan orang rela berkorban habis-habisan demi menghasilkan selfie yang bagus, walaupun nyawa taruhannya. Sebulan lalu saya melihat berita ini, tentang seorang pendaki gunung yang jatuh ke kawah gunung karena nekat selfie di puncak gunung yang seharusnya dilarang. Beberapa orang rela mengocoh uang yang banyak untuk bermain ke cafe mahal bersama teman-temannya dan berselfie demi mendapatkan foto selfie yang membuktikan bahwa ia pernah ke kafe mahal. Anehnya, fenomena ini malah menjadi trend, bukannya membuat seorang menjadi aneh mereka malah senang melakukannya, dan ini terkadang membuat saya sedikit resah melihatnya.

google.com
   Bagi beberapa orang, memang berselfie ria adalah sebuah kesenangan, terutama anak muda. Saya juga sebenarnya menikmatinya. Tetapi untuk beberapa selfie saja, kalau berlebihan, saya sedikit resah juga. Masalahnya bukanlah saya anti foto-an tetapi karena adanya fenomena selfie ini membuat saya setiap jalan-jalan bersama teman-teman saya merasakan kejanggalan dan sedikit jengkel, bagaimana tidak, setiap jalan, setiap kaki berjalan, selalu berselfie, ada tempat bagus, selfie lagi, ada tempat bagus untuk berfose, selfie lagi. Untuk narsis saya setuju, saya juga merasa senang ketika saya memposting foto saya di media sosial tetapi ketika fenomena selfie ini sampai merenggut kesenangan saya menikmati jalan-jalan, wah! saya jengkel dah. Makannya terkadang saya merasa jengkel melihat anak muda yang membawa tongsis, eye fish, bahkan go pro kemana-mana. Apalagi kalau mereka selfie, mukanya bener-bener dibuat. Demi foto selfie yang bagus, sebagai ajang pamer-pameran sama teman-temannya. Tapi apa arti semua kejadian itu? apa nikmatnya? jujur sebagai petualang, saya sering resah setiap jalan-jalan selalu melihat anak muda yang berselfie ria. Mereka seakan-akan ke tempat wisata hanya untuk foto, bukan untuk menikmati suasananya.

   Sebulan yang lalu saya membaca sebuah artikel tentang kertas-kertas berisikan kata cinta di gunung. Kertas-kertas itu berserakan dimana-mana. Tidak ada yang peduli, dan akhirnya diabadikan dalam sebuah foto. Saya jengkel melihatnya, apalagi ditambah dengan penjelasan bahwa kertas-kertas itu ditunjukan untuk foto-foto doang, sehabis itu ditinggal begitu saja di gunung dan menjadi sampah, Kalau saya bertemu anak muda yang berani seperti itu didepan saya di gunung, saya jamin akan membentaknya, biar mampus.

   Terkadang anak muda lebih senang kegiatan berselfia ria daripada menikmati pemandangan alamnya, AH! entahlah!

Selasa, 25 Agustus 2015

Manusia yang semakin individualis


                Dua hari lalu saya mengajak makan teman-teman saya untuk makan bersama disalah satu tempat makan. Saya mengajak mereka makan bersama demi kebersamaan belaka. Awalnya saya menebak bahwa teman-teman saya ini bakal mengasyikan, seru dan bakal rame kalau diajak makan rame, saya bias menebaknya karena temanku ini merupakan teman gugusku waktu ospek universitas dan mereka semua mengasyikan.

                Tetapi kenyataan ternyata sangat berbeda. Waktu aku sudah berkumpul dengan temanku ini, mereka focus bermain dengan gadgetnya, mereka memang berbicara, tetapi itu sambil menatap gadgetnya masing-masing. Kalau satu orang yang melakukan hal ini saya masih toleransi, tetapi kalau hamper semua teman-temanku ini main gadget, wah! Saya langsung bt dah. Jujur sebenarnya saya orang yang tidak suka dengan orang yang bermain gadget kalau sedang kumpul-kumpul seperti ini. Mereka seakan-akan tidak punya waktu lain untuk bermain gadget, seakan-akan gadget itu kebutuhan primer-nya. Karena bt saya-pun mengobrol sendiri dengan teman saya yang tidak bermain gadget. Dan pada akhirnya teman-temanku yang bermain gadget itu ngobrol dengan temannya juga yang bermain gadget juga. Topiknya membahas tentang artis, atau berita-berita di internet. Dan pada akhirnya semua teman-temanku ini membahas topic yang berbeda-beda, ngomongnya pisah-pisah. Ah!. Udah gitu ada yang masih main gadget juga, double bt.
                Dari sana saya menyimpulkan manusia sekarang semakin egois saja saya lihat, semakin individualistic. Maunya sendiri saja.

                Tadi waktu saya berkendara motor juga saya melihat banyak sekali pengendara motor abal-abalan yang berani menerobos lampu merah dengan berani. Pengemudi motor didepannya yang sudah terlanjur berjalanpun langsung rem mendadak dan mencemooh pengemudi abal-abalan tersebut. Kejadian seperti ini bukan hanya terjadi tadi, 2 hari lalu juga, 3 hari lalu juga saya melihat pemandangan yang sama. Entah apa yang dipikirkannya sampai berani menerobos dengan berani lampu merah, cepat sih boleh, tetapi mengapa sampai berani mempertaruhkan nyawa dan merugikan orang lain?
                Saya juga membaca banyak artikel hari-hari ini, artikel tentang kehidupan anak kos dan kehidupan masa kuliah. Dan ketika saya membacanya yang saya baca hanya berisikan kritikan tentang mahasiswa sekarang yang semakin individualistis dan hedonis. Saya baca bahwa mahasiswa sekarang semakin malas dan lupa hakikat dirinya sebagai mahasiswa. Mahasiswa sekarang semakin kehilangan rasa idealismenya dan semakin terikat dengan peraturan kuliah dalam bentuk sks yang mengekang kreatifitas mahasiswanya. Mahasiswa semakin tidak peduli dengan kehidupan disekitarnya dan lebih tertarik bermain dengan gadgetnya sendiri sambil menghayal.

                Sebenarnya saya kepinginnya membahas sesuatu yang positif di blog ini, tapi ah! Biarlah.. saya lagi bosan membahas sesuatu yang positif hari ini.

Minggu, 09 Agustus 2015

Persatuan yang sebenarnya

   Akhir-akhir ini saya banyak merenungi banyak hal terutama dalam hal permasalahan negeri kita ini yang orang bilang gak bakal ada abis-abisnya..

   Aku banyak merenung, entah mengapa aku merasa lagi enaknya merenungkan sesuatu yang aneh ini belakangan ini. Banyak orang yang bermain-main dan bersenang-senang kulihat tetapi kudisini hanya berdiam diri merenungi hal-hal yang kritis. Terkadang bahas permasalahan indonesia yg tiada habis-habisnya sehingga aku sering mencap diriku idealis tetapi terkadang aku ngeyel (menghayal) sesuatu yang konyol dan aneh.. yang pasti gak porno..... aku menghayal tentang alien, tentang hidup, tentang kepribadian seseorang, membanding-bandingkannya dengan kepribadian orang lain dan sering berujung stress sendiri.

    Tetapi terkadang aku menemukan ujung yang terang dan membuatku puas. Intinya aku menemukan jawaban dari pertanyaan klasik dalam pikiranku. Dan itu terjadi sekarang ini, dan aku langsung menulisnya.

    Jadi begini aja, pernah gak kalian merasa aneh dengan sistem di negeri kita ini? Anggap sajalah sistem pendidikan sekarang. Banyak yang protes pendidikan kita sekarang semakin stress dan mengekang kreatifitas, ada yang mengatakan pendidikan sekarang ketinggalan zaman. Pokoknya banyak yang mengejek-ngejek sistem pendidikan kita. Biasanya kalau sudah begitu pasti akan ada pro kontra, terkadang berujung damai terkadang berujung konflik juga. Saya tidak mau membahasnya lebih dalam, tetapi saya berani menyimpulkan suatu hal yang penting, yaitu bahwa memang sistem pendidikan kita sudah salah!. Ketika seorang manusia tidak nyaman dan lebih memilih memberontak daripada memperbaiki sebuah sistem, maka saya berani mengatakan bahwa sistem itu memang sudah salah!.
  Saya sudah melihat banyak hal seperti ini. Pemerintah seolah-olah membuat peraturannya sendiri tanpa mau mendengarkan suara rakyat terlebih dahulu. Akhir-akhirnya peraturan yang telah ditetapkan bukannya mensejahterakan rakyat malah membuat rakyat semakin menderita.

    Saya kemarin membaca sebuah artikel di line yg membahas tentang komentar salah satu orang yang pro terhadap sistem pendidikan kita. Ia menyuruh kita untuk bekerja keras jangan manja. Kalo mau pinter belajar dong!, jangan protes doang, ujarnya. Bagi kalian yang pro itu sah-sah aja, bukan? Tapi bagi saya, saya akan menolak perkataannya itu dan berkata " pak! Coba sini bapak jadi saya dan saya jadi bapak. Bisa bapak ngomong hal yang sama lagi? "

   Ini adalah sebuah contoh.. banyak pemimpin sekarang hanya peduli dengan idenya saja, peduli dengan perutnya saja. Ia tidak pernah peduli dengan rakyatnya yang sudah menderita, menangis meminta bantuan. Mereka membuat sistem sesuai logika dan pemikiran realistisnya.. dan pada akhirnya hanya membuat negeri ini makin gak karuan saja arahnya.

   Banyak pemimpin yang menganggap dirinya benar, mereka lupa untuk melihat kebawah. Semakin banyak pemimpin yang akhirnya salah tujuan dan menjadi egois. Rakyat pun menjadi korbannya, sifat egoisya menyebar kemana-mana dan meracuni semua bawahannya terutama anak muda. Anak muda semakin malas saja dan dibuat kaku dikarenakan sistem yang ada.

   Aku terus berfikir sedari sma, " bagaimana ya cara menyatukan semua manusia agar mereka mau berdamai dan hidup rukun satu sama lain? ". Aku terus berfikir tentang hal ini dan sekarang aku menemukan jawabannya. Bahwa persatuan yang paling penting adalah berdasarkan cinta dan pengorbanan. Tanpa dua hal itu persatuan hanya merusak saja. Saya lihat pemimpin sekarang lupa akan cinta, ia lupa bahwa ia penyambung lidah rakyat, ia lupa ia adalah wakil rakyat yang berhak untuk mensejahterakan rakyatnya. Pada akhirnya pemimpin sekarang hanya peduli dengan pemikirannya masing-masing. Mereka melupakan bagian penting dalam hidup. Mereka lupa tentang hal simple yang berupa hati nurani..

Masihkah kita menganggap negara ini negara demokrasi?

Selasa, 04 Agustus 2015

Orang indonesia makin egois aja

  Dua hari lalu saya bermain ke kota untuk membeli dasi hitam untuk saya paaki saat ospek ugm. Dan selama saya ke daerah kota, saya melihat banyak sekali orang egois memakai sepeda motor. Disaat macet saya lihat orang-orang sembarang saja melewati trotoar, ada juga yang maksa masuk ke sela-sela mobil padahal sempit sekali. Mereka bukannya tenang tetapi malah membuat suasana semakin memanas, banyak orang yang saya lihat stress dan menekan tombil tinnya sehingga suasana jalan semakin ribut saja. Saya secara pribadi stress melihatnya..

   Ada juga waktu saya berdiam di traffic light karena lampu merah, banyak sekali pengendara motor yang menerobosnya seakan-akan tidak takut sama sekali. Mungkin merah di rambu lalulintas artinya berani sehingga mereka semakin berani. Lampu merah di lalu lintas bukannya membuat orang takut, malah membuat mereka semakin berani.

   Saya juga melihat banyak orang yang gk sabaran saat berbelanja. Orang main nyerobot saja saat ngantre, ada juga yang bahkan saling dorong,egonya bermain....
Ada apa dengan dunia sekarang ini? Saya lihat sekarang orang semakin individualis dan egois. Maunya sendiri saja, tidak mau peduli dengan perasaan orang lain. Mereka malah semakin gila saja kalau ditegur.
Ada apa dengan dunia??

Senin, 03 Agustus 2015

Beli buku, Nambah ilmu

  Kemarin saya sempatkan diri saya untuk berkunjung ke gramedia untuk membeli buku baru yang nantinya bisa saya baca dirumah. Dan diantara semua buku bagus yang berada di gramedia saya memilih 2 diantaranya dan saya sudah mempertimbang dengan baik jangan sampai saya membeli buku yang ketika saya baca ternyata isinya begitu-begitu saja dan hanya membuang waktu saya saja. Saya ingin membaca sebuah buku dan buku itu sesempurna yang saya pikirkan, dan saya harap buku yang saya beli ini memenuhi harapan tertinggi saya ini.
  Oh ya, ada yang lucu disaat saya membeli buku di Gramedia, sebenarnya gak lucu sih, tetapi menurut perspektif saya kisah yang saya alami ini memiliki unsur komedi yang menggelitik. Ceritanya simple, jadi waktu saya mau menyerahkan 2 buku yang saya pilih ke kasir, saya secara tidak sengaja melihat-lihat daftar bestseller yang tepat berada didepan mataku. Dari semua buku bestseller disana, buku koalanya raditya dika tetap menjadi buku bestseller pertama disana. Tetapi aku tidak membahas tentang buku koalnya raditya dika, tetapi saya akan membahas buku yang berada tepat disampingnya, tepatnya diperingkat bestseller ke-3 dan ke -11. Dimana buku itu judulnya membahas tentang bagaimana cara kita berfikir positif. Aku berfikir sejenak, dan tertawa dalam diri. Saya tidak menertawakan bukunya, tetapi bagaimana buku itu bisa menjadi bestseller. Saya berfikir kalau memang buku itu bestseller itu berarti buku itu banyak dibeli seseorang, begitu bukan?. Itu artinya orang indonesia itu perspektif pikirannya selalu negatif sehingga ia membeli buku yang judulnya " cara berfikir positif ". Bukannya begitu ya? wkwk.. artinya orang Indonesia sekarang kurang motivasi dong haha..
   Btw saya malas membahas hal ini secara mendalam, karena menurut saya sah-sah saja orang membeli buku yang bisa memotivasinya. Sah-sah saja. Happy reading :D


Rabu, 29 Juli 2015

Apa yang terjadi dengan kondisi harga sekarang?

   Saya merasa resah akhir-akhir ini karena setiap saya membeli barang di minimarket yang berada didaerah tempat tinggal saya. Saya resah karena setiap saya membeli barang disana, saya merasa harganya sangatlah tidak seimbang, bayangkan saja, satu chitos disana, yang seharusnya 1000, tetapi sekarang dihargai 13000, sedangkan fanta, yang seharusnya 12000 sekarang menjadi 15000. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini cuma trik mini market saya agar mendapatkan untung yang banyak atau memang harga barang sekarang memang lagi tinggi-tingginya?

Kapitalisme yang semakin merajalela

   Saya banyak membaca postingan yang berbau aktivis akhir-akhir ini mulai dari masalah pendidikan di Indonesia, perekonomian yang terus terombang-ambing tanpa arah, sampai permasalahan kepadatan penduduk di Indonesia. Tetapi hal yang paling menarik dari semua yang saya telah baca adalah tentang permasalahan Kapitalisme.

    Menurut Wikipedia.org, Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar.

    Jadi intinya, kapitalisme itu adalah sistem ekonomi yang terpusat dan dikendalikan oleh pemilik swasta, jadi swastalah yang memegang peranan penting untuk keuntungan negara. Negara tetap mengatur peraturan, tetapi tetap swastalah yang memegang kendali pasar.

   Awalnya saya menganggap kapitalisme tidak ada di Indonesia, karena tidak ada satupun gejala-gejala yang timbul jika saya lihat. Namun sekarang ketika saya melihatnya kembali saya baru tahu bahwa kapitalisme memang sudah banyak berjamur di Indonesia ini, gejalanya memang tidak nampak pada awalnya, tetapi sekarang, kapitalisme sudah ada dimana-mana, dari daerah kota, sampai daerah pariwisata.

www.wowkeren.com
     Yang saya takutkan dari kapitalisme adalah budaya konsumsinya dan budaya hedonismenya yang bisa berdampak buruk bagi negara kita. Budaya ini bisa menyebabkan orang Indonesia semakin menyukai budaya barat daripada budayanya sendiri, produk-produk lokal bisa tersaingi oleh produk dari luar negeri. Anak muda menjadi semakin kebarat-baratan dan dampak paling buruknya adalah kehancuran moral yang sangat besar, manusia semakin mengagung-agungkan uang, rela menjatuhkan satu sama lain demi harta dan kekayaan, rela bunuh-membunuh satu sama lain, korupsi dimana-mana, dan kemalasan manusia yang sudah sampai tingkat terparahnya.

    Praktik kapitalisme ini saya lihat semakin parah keberadaannya. Ia menjamur dimana-mana dan memberi efek buruk bagi masyarakat. Masyarakat menjadi semakin egois, semakin kebarat-baratan, dan semakin berjiwa konsumsi. Masyarakat diajarkan untuk menjadi malas, dan mengagung-agunkan uang. Masyarakat dibuat malas untuk bekerja, dan pada akhirnya membuat seseorang maunya simple saja, kecurangan terjadi dimana-mana, korupsi dimana-mana, dan masih banyak lagi..

  Kemana semua kebijakan pemerintah selama ini? Bukannya ini negara demokrasi?

Senin, 27 Juli 2015

Makin banyaknya orang yang percaya dengan ramalan

  
Akhir-akhir ini saya banyak membaca artikel tentang ramalan dan kepribadian manusia. Saya melakukannya sambil mengisi waktu luang dan mengusir kemalasan yang saya alam, itung-itung nambah ilmu. Saya membaca teori jung, zodiak, sampai 4 kepribadian manusia (sanguin, koleris, melankonis, plegmatis). Setelah saya membacanya, saya jadi teringat teman saya waktu SMA, ia wanita, cantik dan manis. Tetapi walaupun manis dan cantik, sampai sekarang ia belum punya pacar juga. Saya sering tanya kedia kenapa ia belum punya pacar, ia selalu diam, tidak mau memberi komentar. Tetapi kalau saya memberi dia saran untuk mencari cowok, ia selalu memberi komentar, seperti: " dia kurang ganteng ", " kurang macho ", dll. Jadi intinya temanku ini orangnya pemilih banget, seleranya setinggi langit, dan itulah sebab kenapa dia gak pernah pacaran sampai sekarang wkwk..

Wolipop.detik.com
   Jujur aja sebenarnya aku ingin mempacarinya, ia cantik dan manis, tetapi sifat cueknya yang terlalu keras membuatku kadang tak senang, sehingga aku senang jadi sahabatnya saja. Aku banyak mendengar cerita hidupnya, sampai masalah ilmu pengetahuan, dll. Tetapi satu hal yang sangat jarang ia omongin itu adalah masalah cintanya. Saya pernah iseng menanyakan hal itu, tetapi ia tetap saja cuek, haha..

   Tetapi disuatu hari, tepatnya saat aku membuat tugas bersama dan tidak ada guru, dia mengajakku ke perpustakaan dan curhat kepadaku. Dan ia mengatakan semua kisah cintanya kepadaku, termasuk pacarnya yang dahulu sampai tipe idaman priannya ( Aku tidak termasuk tipe idamannya hiks :( ) dan selama dia curhat kepadaku, aku mulai mengerti alasan mengapa ia tidak pernah pacaran, padahal banyak cowok yang menurutku ganteng dan cocok kalau jadi pacar temanku ini.

  Alasan temanku gak pacaran padahal masih cantik dan manis adalah karena alasan kepercayaan. Ia percaya banget yang namanya ramalan zodiak, saking percayanya, ia berani menjamin siapapun pasangan yang zodiaknya klop, ia jamin pasti hidup bahagia, tetapi kalau tidak klop, ia tidak jamin. Usut tak usut, aku gak terlalu percaya, karena menurutku cinta itu gak mengenal yang namanya ramalan (*ais) sehingga aku anggut-anggut aja sambil melanjutkan mendengarkan curhatannya. Ia-pun selesai mengobrol denganku dan aku memberinya kata bijak sedikit, sambil merengangkan perasaan aku dan dia.

   Dan sekarang, semua cerita temanku itu sering membuatku tertawa sendiri, saya sering bertanya-tanya " Mengapa orang terlalu percaya sama ramalan ya? ". Entah ramalan jodoh zodiak leo-lah, ramalan zodiak gemini-lah, dll. Memang sih ramalan zodiak itu penting, tetapi kalau sampai cuma gara-gara zodiak gak cocok temanku ini rela gak pacaran. Ini kan pembodohan namanya?

   Pernah saya juga mendengar obrolan dari sekelompok mbak-mbak yang tidak saya kenal dalam warung makan, dimana mereka berbincang-bincang tentang seseorang, ngegosip istilahnya, dan mereka menceritakan orang itu secara blak-blakan disamping saya, tanpa mengecilkan suaranya sedikitpun. Mereka menceritakan tentang zodiak orang yang mereka bicarakan. Semuanya diceritakan. Mereka berencana menjodohkan temannya dengan seorang cowok yang mereka kenal, tetapi sebelum mereka menjodohkan temannya mereka melihat zodiaknya terlebih dahulu, cocok atau tidak. Aku yang agak risih mendengarnya, pura-pura akting makan saja, sambil nguping tentang pembicaraan mereka.

   Terkadang saya resah ketik mendengar obrolan semacam ini. Seakan-akan hidup diatur oleh ramalan, dan mereka sangat mempercayainya. Seseorang jadi takut untuk menjalani hidup, karena tidak sesuai dengan apa yang tertera dalam ramalan. Sisi positifnya banyak sih, tetapi kalau sampai membuat dirikita sampai dikotak-kotakan oleh ramalan, itu pembodohan namanya. Trinity, seorang petualang dengan novelnya " the naked traveler ", mempunyai teman berzodiak aquarius, dan ia berzodiak capricorn. Secara ramalan zodiak, zodiak ini seharusnya sangat bertolak belakang dan sering bertengkar. Tetapi ia curhat dibukunya, malah biasa-biasa aja, malah ia berkata bahwa sangat terbantu dengan sifat mandirinya aquarius. " Disaat saya ingin langsung keluar jalan-jalan dan malas bersih-bersih, teman saya ini malah senang diberi tugas bersih-bersih dan menyendiri di motel yang saya diami ", katanya.

   Saya punya banyak teman yang berzodiak taurus, yang seharusnya saya sering bertengkar dengannya, tetapi sampai sekarang saya masih frendly saja sama mereka. Saya juga pernah disukai oleh wanita yang berzodiak taurus, dan bahkan ia sampai menembak saya, dan saya tolak.

    Intinya adalah jangan sampai dikotak-kotaki oleh ramalan!. Jangan sampai ramalan membuatmu takut membuat keputusan kedepannya, jangan sampai ramalan menutupi kata hati terdalammu. Pokokke jangan sampai terkekang hoho..

Jumat, 17 Juli 2015

Motivasi di pagi hari

     Selama ini saya berjalan dalam kehidupan ini terkadang saya merasakan berjalan sendirian, seakan-akan tidak ada seorangpun yang membantu padahal saya mempunyai banyak teman dan mereka siap kapan saja membantu saya. Tetapi entah mengapa saya rasanya enggan untuk meminta bantuan mereka, dan lebih baik berjalan dengan jalan saya sendiri, dan ini terkadang membuat saya rentan dalam hal putus asa.
 
     Dan disaat putus asa, terkadang saya berfikir apa hal baik yang seharusnya saya lakukan. Apa yang mesti saya lakukan setelah ini. Terkadang saya sering lebih memilih untuk berpihak kepada depresi saya daripada move on-nya.

      Tetapi itu dulu, sewaktu saya masih SMA. Sekarang saya sudah dapat dengan mudah move on dari kehidupan. Dan cara saya keluar dari masa depresi cukup gampang, yaitu dengan kekuatan pikiran, dengan cara mengubah mindset kita, yang awalnya negatif menjadi positif dengan cara mesugestikan diri kita sendiri. Cara mensugesti diri sayapun gampang, ketika saya depresi, saya selalu ingat dengan orang lain diluar sana, yang sedang disiksa, terkadang tidak dapat makanan dan kelaparan. Saya selalu ingat bahwa depresi saya ini hanyalah hal yang biasa, dibawah saya pasti ada seseorang yang lebih tersiksa hidupnya, pasti ada seseorang yang lebih jelek dari kita, pasti ada orang yang lebih tersiksa dari kita. Pasti ada.

     Dan itulah yang biasanya saya lakukan, dan sugesti yang saya lakukan ini sampai sekarang masih work. Saya berhasil keluar dari berbagai masa depresi yang berat dan menyulitkan.

     Bagaimana?

     Kalau kau tidak bisa berjalan sendiri, dan merasa sulit dalam menjalaninya, cobalah untuk berjuang demi seseorang yang menurutmu berhak untuk kau perjuangkan. Cobalah ingat dengan orang itu, bayangkan ia didepan pikiranmu, dan perjuangkan apa yang menurutmu benar. Karena sebenarnya ketika orang berusaha mengejar sesuatu yang menurutnya penting, ia pasti akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Layaknya seorang ayah yang berumah tangga, demi keluarganya ia rela bekerja banting tulang demi menghasilkan uang. Maka jadikanlah dirimu juga seperti itu. Perjuangkanlah apa yang menurutmu benar. Find what you love, and let it kill you.

  

Senin, 13 Juli 2015

Mtv telah mati !

   Akhir-akhir ini saya banyak menonton dikarenakan libur yang berkepanjangan dan saya tidak tahu harus melakukan apa. Sehingga saya putuskan untuk menonton sebagai sarana penghapus rasa bosan saya. Saya menonton mulai dari film horror (insidious 3 udah keluar), nonton film politik seperti the ghost writter, anime, sampai acara tv seperti mtv. Karena saya tipenya mudah bosan. Tidak mungkin straight menonton film yang satu genre meluluk haha.. sehingga kalau saya menonton sesuatu pasti ganti-ganti genre. Kalau tadinya horror nantinya pasti berubah jadi genre film dokumentasi dan seterusnya.

   Dan dari semua hal yang saya tonton selama seminggu belakangan ini yang paling membuat saya heran adalah acara tv mtv. Kenapa saya heran? Karena mtv sekarang sudah kehilangan kreativitasnya. Lagu yang diputar hanya begitu-begitu saja. Kalau tidak lagu cengeng pasti lagu ostnya fast forious 7. Keresahan saya menambah ketika melihat iklannya yang berisikan promo boyband dan girband yang menjijikan ditambah dengan seorang kulit hitam (saya sensor namanya) yang sudah nyanyiannya lagu cengeng, editannya keras ditambah tingkah lakunya yang kayak orang banci!. Saya resah setelah melihat hal ini dan membuat saya langsung  ganti channel ke channel lainnya yang lebih bagus.

    just curhat. Sewaktu saya masih smp. Pada waktu itu saya ingat betul mtv masih memutar lagu-lagu berkualitas seperti west life, greenday atau nirvana. Karena saking bagusnya acara tv mtv waktu itu saya sampai rela pulang cepet-cepet dari sekolah hanya demi menonton mtv saja atau saya rela meninggalkan pr saya hanya demi meluangkan waktu mendengarkan lagu di mtv.

     Dari mtvlah saya banyak menemukan band-band berkualitas dan penyanyi papan atas yang menganggumkan seperti nirvana, slipknot, michael jackson dan masih banyak lagi. Tapi sekarang kalau saya melihat acara mtv ditelevisi entah mengapa saya merasa jijik ketika melihatnya. Semua orang yang bernyanyi di sana seperti live sing, kebanyakan meniru dan tipe lagunya hanya bergenre pop atau bergenre lagu galau/cengeng. Band-band punk pun yang ditayangkan disana sudah kehilangan jiwanya. Punk yang seharusnya digunakan untuk melawan hal yang tidak adil malah sekarang menyanyikan lagu galau/cengeng.

   Saya jadi terigat lagu superman is dead yang judulnya punk hari ini. Dimana lagu ini menceritakan tentang band punk sekarang yang sudah kehilangan kreatifitasnya dan identitasnya.

   Saya juga jadi teringat coment-coment orang di video smels like tean spiritnya nirvana yang berada di youtube. Dimana kebanyakan orang disana curhat dan berkata bahwa musik sekarang " suck ". Mereka bahkan berani bela-belain bahwa lagu-lagu sebelum tahun 2012 itu berkualitas dan bagus. Pokoknya di video nirvana ini semua orang mengejek-ngejek lagu jaman sekarang. Ada yang bilang gk kreatiflah, ada yang bilang genrenya terlalu monoton lah (genrenya lagu galau saja), sampai ada yang mengatakan bahwa ia menyesal lahir digenerasi sekarang ini karena lagu yang suck dizaman sekarang. Ia maunya dilahirkan dizaman dahulu. Dimana lagu-lagu seperti nirvana, quenn atau lagu seperti the beatles masih ada dan masih onfire waktu itu.

   Jika kulihat dunia sekarang aku sering merasa kecewa. Banyak orang yang saya lihat tidak menjadi dirinya sendiri. Banyak yang membohongi dirinya sendiri dan memakai baju dan jas keren hanya agar teman-temannya memujinya. Ada juga yang rela mabuk-mabukkan agar diterima dalam pergaulan.

   Music sekarang terlihat sangat monoton. Genrenya begitu-begitu saja. Kalau tidak galau pasti pop. Kalau tidak lagu pop lagu dugem. Semua genre-genre lainnya seperti rock, metal, punk sirna tertelan dunia... kemana perginya mereka semua?...
Aku merindukan mtv yang dahulu.. dan perasaan ini membunuhku.

Jumat, 10 Juli 2015

panas, macet, egoisme, dan global warning

  Setiap saya jalan-jalan ke daerah kota ditempat saya hal lumrah yang biasanya terjadi adalah pemandangan macetnya. Yang terkadang sering membuat saya stress ketika menghadapinya. Ditambah lagi dengan panasnya udara di kota, lengkap sudah penderitaan saya yang menyukai jalan-jalan menggunakan sepeda motor.

  Biasanya kalau sudah suasana macet gini orang-orang pasti stress dan mereka melakukan segala cara untuk keluar dari kemacetan ini. Egonya keluar. Dan jika situasi ini terjadi saya harus banyak mengalahnya, banyak banyak tarik napas karena kalau saya ikut mengamuk maka situasi akan semakin panas dan pasti berakhir konflik. Karena saya juga orangnya paling males menangani yang namanya " bertengkar ", jadi lebih baik saya diam-diam saja kalau sudah kondisi macet gini, jadi orang kalem gitulah.
  
   Akhir-akhir ini saya banyak tertarik dengan yang namanya " Global warning ", saya membaca segala hal yang berkaitan dengan hal bernama global warning ini, mulai dari artikel, koran, sampai film. Saya merasa tertarik dengan global warming ini dimulai dari sebuah film yang judulnya an invenciement truth yang saya tonton sebulan yang lalu. Film ini menceritakan tentang seseorang yang mempresentasikan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan global warning, baik dampak sampai cara menanggulanginya. Filmnya memang agak membosankan kalau kita tonton, karena alurnya hanya seperti itu saja dan filmnya hanya membahas tentang teori saja, sehingga jokesnya tidak ada. Tetapi overall filmnya keren.

   Kenapa saya membuat judul panes, macet, egoisme, dan global warning? karena semua hal ini saling berkaitan. Tanpa adanya egoisme, pasti macet itu tidak akan ada, dan tanpa ada macet maka panas dan global warning pun bisa teratasi. Jika macet ada, otomatis ego itu pasti ada, dan seterusnya

   Dulu waktu saya kecil saya sering heran melihat tayangan ditelevisi yang memberitakan tentang kemacetan di Jakarta. Saya yang awalnya masih polos dulu sering berfikir, " kenapa orang itu stress ya waktu kena macet? " tetapi sekarang akhirnya mulai menyadari bahwa macet itu suck .. Tetapi walaupun begitu disisi lain saya juga belajar sabar darinya. Jadi vice versa. Semua saling berkaitan, baik panas, macet, egoisme, dan global warning.

Rabu, 01 Juli 2015

Film an inconvenient truth

   Kemarin saya menonton film an inconvenient truth yang menceritakan tentang Pemanasan Global. Dimana penyampaian tentang Pemanasan Globalnya disampaikan melalui sebuah persentasi yang dihadiri banyak orang dan disampaikan oleh seorang pria bernama Al Gore. Film ini menjelaskan secara detail tentang permasalahan Pemanasan Global, mulai dari penyebab Pemanasan Global, Apa dampaknya bagi lingkungan, sampai cara mencegahnya.


riaus.org.au


   Ovelall filmnya bagus, inti dan maknanya mengena walaupun kalau kita tonton sedikit membosankan dikarenakan terlalu banyak teori, tetapi kalau kita menontonnya sampai akhir, kita akan tersentuh sekaligus sedikit ketakutan dikarenakan efek pemanasan global yang Al Gore sampaikan. Yang terpenting dari film ini bukanlah tentang dampak dan krisis yang disebabkan oleh Pemanasan Global, tetapi mereka juga menyajikan cara-cara yang bisa kita tempuh untuk mencegah Pemanasan Global yang merupakan bagian penting dari film ini. Yang pasti filmnya keren, kalian harus menontonnya :)

Kemerataan bukan KEMAJUAN

   Tadi, tepatnya hari ini saya membaca ulang tulisan-tulisan yang saya buat selama SMA, saya membacanya secara tidak sengaja disaat saya membersihkan kamar saya. Saya membaca tulisan itu kembali, dan menyimaknya secara perlahan-lahan. Tulisannya bermacam-macam, ada yang berisikan tentang curhatan saya, ada yang berisikan catatan tentang quotes, sampai sinopsis novel yang pernah saya buat saat masih menginjak masa putih abu-abu. Dan diantara itu semua ada suatu quotes yang menyentuh saya, dan itu adalah quotes dari B.J Habibie dimana quotes itu berbunyi : " Sekarang bukan lagi ngomongin pertumbuhan tapi pemerataan ". Saya memerhatikan lagi quotes itu sekali lagi, memandangnya dengan teliti dan seksama. Setelah selesai dan puas saya pun melanjutkan membaca catatan saya yang lain. Tetapi entah mengapa quotes itu sungguh mengena dalam perasaan saya. Sayapun memutuskan untuk memikirkan quotes itu dan memutuskan untuk menulis pemikiran saya di blog ini :)


quotes B.J Habibie


    Saya bukanlah orang yang pintar dalam hal perhukuman dan sosial, tetapi saya berani bilang bahwa Indonesia sekarang terlalu memikirkan pertumbuhan dibandingkan pemerataannya, sehingga banyak keungan negara/APBD yang tercecer secara sia-sia, banyak dana yang digunakan untuk hal yang sia-sia dan tidak berguna, dana yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan bersama malah digunakan untuk berfoya-foya oleh petinggi kita, dana lainnya malah tidak kena sasaran yang pas dan malah dananya berlari untuk para konglomerat diluar sana, beberapa dana lainnya malah digunakan untuk mendirikan gedung-gedung tinggi yang tidak berguna bukannya untuk membangun sekolah, jalan, dll. Sehingga kalau kita lihat kebijakan pemerintah sekarang seakan-akan tidak tepat sasaran, dan malah tidak ada gunanya sama sekali.

    Ditempat saya, Di Bali, kalau anda pernah bermain kesini, anda akan melihat betapa banyaknya hotel didaerah kotanya. Hotel ada dimana-mana, disamping pesisir pantai, di samping mall, bahkan sampai diplosok-plosok gang yang sangat sempit. Dimana kian hari kian bertambah saja deretan bangunan ini, mereka layaknya jamur yang terus beranak dimana-mana dan tidak pernah berhenti. Ada oknum yang sudah berusaha untuk menghentikannya baik dalam bentuk kritikan sampai demo, tetapi pemerintah tetap saja cuek dan memalingkan mukanya dari kenyataan. Sehingga bangunan ini terus saja berkembang biak dimana-mana dan membuat tempat tinggalku ini semakin sumpek saja. Terkadang saya sebel juga keadaan ini.

  Saya tau Indonesia masih didikte sebagai negara berkembang dari dahulu. Dari semasih saya SD juga keadaannya masih seperti ini, dimana Indonesia masih dikatakan " Negara berkembang ". Buku-buku sejarah juga masih menulisnya seperti itu, dan saya tahu sekarang Indonesia lagi berjuang untuk merubah kata itu menjadi Negara Maju. Tetapi untuk apa kita menjadi Negara Maju kalau dalam mendapatkannya kita harus mengorbankan budaya kita, membuat kemiskinan semakin merajalela, dan membiarkan orang menderita? Oleh karena itu kita memerlukan pemerataan ini, bukan hanya untuk saya, tetapi untuk kita semua, karena ketika kita sudah sejahtera dan rakyat sudah nyaman dengan pemerintahannya, maka otomatis mereka akan berusaha membangun negara ini menjadi lebih baik dan lebih maju dari sebelumnya..
 


Senin, 15 Juni 2015

Busuk

Busuk

derita sudah matang bung.
bahkan busuk.
tetap di telan?


- Wiji Thukul

Jumat, 12 Juni 2015

Tentang jalan-jalan kemarin

   Akhir-akhir ini saya banyak mengalami banyak hal baru yang sampai sekarang tidak pernah hilang dalam ingatan saya, dan untung saja masih membekas dalam ingatan saya. Hal baru itu saya alami selama saya jalan-jalan di Yogyakarta dalam rangka mengikuti tes tulis di UGM, dimana sebelum saya tes saya banyak mengunjungi tempat, dan mecicipi beberapa makanan kuliner di daerah sana bersama teman saya. Bukan hanya itu, saya juga bertemu dengan teman-teman sefakultas saya yang nantinya akan menjadi teman belajar saya selama menempuh ilmu di UGM.

    Tetapi diantara semua pengalaman baru yang saya alami, ada hal unik yang saya temukan selama penerbangan saya dari Bali menuju Jogjakarta dengan pesawat terbang, dimana selama penerbangan itu saya duduk dengan seorang bapak-bapak, dimana ia berdiskusi tentang permasalahan yang dalam dan berbau idealisme, apalagi kalau bukan tentang permasalahan Indonesia. Saya pun asik mendengarkan pembicaraan bapak ini dengan temannya, saya berdiam diri saja sambil menatap jendela pesawat. 


     Bapak itu berdiskusi dengan banyak hal, sehingga saya tidak bisa menceritakan semuanya disini (karena banyak banget..), jadi saya simpulkan saja inti-inti pembicaraannya. Jadi sebenarnya bapak ini adalah seorang aktivis sedari muda, bahkan sampai sekarang masih menjadi aktivis. Ia blak-blakan saja secara jujur menceritakan tentang kisah hidupnya menjadi seorang aktivis, ia bercerita tentang kekesalannya tentang keadaan Indonesia sekarang yang semakin tidak ada arah kendalinya (semakin semberawut). Ia bercerita tentang bagaimana pasifnya masyarakat Indonesia sekarang tentang negaranya sendiri.  Ia bercerita banyak sekali permasalahannya, mulai dari pemimpin kita (yang katanya tidak becus sama sekali), sampai UUD ia salahkan


    Ia juga bercerita tentang pengalamannya sebagai seorang aktivis, ia menceritakan apa tujuannya ke Yogyakarta. Dimana ia bercerita bahwa ia ke Jogjakarta bertujuan untuk mencari bibit anak muda yang idealis untuk diajak berdemostrasi. Ia sudah puas melihat keadaan Bali yang masih terjaga keamanannya, jadi ia sekarang pergi ke Jogjakarta demi mencari bibit-bibit baru untuk diajak melawan pemerintahan. Ia juga bercerita tentang hal-hal yang menurutku privasi, seperti bagaimana ia berjuang selama ini, apa yang ia korbankan, dan banyak lagi.. Pokoknya banyak dah cerita yang ia ceritakan, saya malas menceritakan semuanya.. haha.. Tetapi dari lagak ia berbicara dan intonasi suaranya, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa bapak ini benar-benar serius dan jujur dalam membicarakan permasalahan ini. Ia tidak tidak setengah hati atau berbohong sama sekali. Ia benar-benar ikhlas dan bersemangat dalam membicarakannya.


    Setelah sampai di Bali, saya-pun bertemu dengan saudara saya yang bercakap-cakap tentang masalah kemiskinan yang terjadi sekarang, yang semakin parah dan parah kepada keluargaku. Aku hanya menyimak saja, karena itu memang keahlianku (haha.. ._. ). banyak hal yang ia bicarakan, sama seperti bapak yang kuceritakan sebelumnya, ia berbicara dengan jujur dan bersemangat, tidak ada kata bohong yang kudengar dari pembicaraannya.. ia berbicara tentang kebenaran dengan ikhlas.



Gudeg Jogja

     Apakah ini kebetulan? dimana disaat saya mendengar pembicaraan seseorang yang saya selalu dengar hanya masalah politik dan permasalahan negeri ini? Apakah hanya saya sendiri saja ya yang mendengar pembicaraan ini terus menerus?


     Saya rasa tidak. Tidak sama sekali. Akhir-akhir ini juga saya banyak menerima curhat dari seorang teman, ia seorang idealis, ia juga bercerita banyak tentang permasalahan Indonesia. Ia dengan semangat bercerita kepada saya, begitu juga saya, bersemangat mendengarkan perkataannya yang terkadang terlalu mendalam. Saya juga terkadang ketika ngobrol-ngobrol atau sekedar ngomong ringan dengan sekelompok bapak-bapak, selalu saja ada yang menyahut sebuah topik yang bernuansa politik dan permasalahan negeri ini. 


    Apakah ini hanyalah kebetulan belaka? dimana ketika saya naik pesawat, naik bis, bahkan cuma sekedar ngobrol ringan, tiba-tiba bertemu dengan seorang yang idealis dan bercerita tentang permasalahan Indonesia? Saya rasa tidak. Saya rasa memang permasalahan Indonesia sekarang semakin susah untuk disembunyikan lagi. Semua orang yang berada di bawah semakin susah untuk menahan perasaannya yang sudah tidak bisa dipendam lagi. Hidup semakin keras mereka rasakan, sedangkan mereka yang diatas, kaum yang mengatas namakan dirinya wakil rakyat bukannya memperbaiki keadaan, malah semakin mempersulit keadaan. Rakyat semakin miskin dan menderita. Rasa dalam hati semakin susah untuk dipadamkan dan dipendam


     Selama ini saya hanya menjadi penyimak saja, dimana-mana selalu begitu. Tidak berani bertempur, tidak berani menulis tentang perkataan yang radikal. Saya hanya berdiam diri saja, menyimak keadaan yang ada. Tetapi semakin hari saya semakin sadar bahwa permasalahan ini bukan hal yang sepele lagi. Saya mulai aktif untuk membicarakan hal ini kepada teman saya atau setidaknya kepada diri saya sendiri saja terlebih dahulu.. Saya percaya kalau sampai keadaan di Indonesia ini semakin berat dan semakin kehilangan arah, saya yakin sebuah revolusi akan terjadi lagi, seperti layaknya pemerintahan orde baru, rakyat-rakyat akan mulai mengangkat senjata dan berperang demi keadilan yang telah hilang maknanya. Rakyat pasti akan berjuang dan membela lagi apa yang menurut mereka benar dipandangannya.. tidak akan lama lagi hal ini pasti terjadi, kebenaran boleh sirna, tetapi ia tidak akan pernah mati, itu kata pejuang-pejuang di zaman dahulu. Saya percaya hal ini akan terjadi,, entah mengapa.. saya hanya mempercayainya...